Masalah pencemaran lingkungan oleh plastik di Indonesia
semakin meningkat. Menurut berita IDN Times Indonesia merupakan salah satu
penyumbang sampah plastik di laut nomor dua setelah tiongkok. Selain itu juga 4
sungai di Indonesia masuk kedalam 20 besar sungai yang tercemar oleh sampah plastik.
Hal ini dapat mengakibatkan keseimbangan ekosistem menjadi terancam Seperti
pemberitaan yang masih hangat ini, seekor paus sperma ditemukan mati terdampar
di perairan Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Menurut
World Wide Fund for Nature (WWF), paus ini menelan hampir enam kilogram plastik
dan sandal jepit (sumber: https://www.idntimes.com).
Plastik adalah
suatu polimer yang
mempunyai sifat unik
dan luar biasa. Polimer adalah
bentuk dari beberapa gabungan monomer.
Jika monomernya dapat sejenis disebut homopolimer, dan
jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Plastic ini
dapat bertahan hingga bertahun-tahun dan membutuhkan waktu yang lama untuk
penguraiannya (Mujiarto, Iman. 2005).
Nah disini saya akan memberikan pengetahuan
tentang jamur yang mungkin akan membantu untuk penanggulangan sampah yang ada
di Indonesia. Jamur ini pendistribusiannya di daerah tropis dan subtropis. Umumnya
jamur ini dapat ditemukan didalam tanah dan juga dapat ditemukan di tempat yang
cukup hangat. Nama jamur ini adalah Aspergillus
terreus.
Gambar
mikroskopik Aspergillus terreus (sumber : https://www.cram.com)
Klasifikasi Aspergillus terreus menurut Thom dan Church (1918):
Kingdom : Fungi
Filum : Asco
mycota
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Species : Aspergillus
terreus.
Karakteristik makroskopik yang terlihat berwarna
coklat pada bagian tengah, dibagian pinggir terdapat warna putih dan tekstur
seperti beludru. Koloni berbentuk granular
sempurna dengan produksi konidium. Karakteristik mikroskopiknya yaitu kepala konidia biseriate (mengandung metula yang
mendukung phialides) dan kolumnar (bentuk konidia dalam
kolom panjang dari
bagian atas vesikula).
Konidiofor berdinding halus dan hialin,
panjang 70-300μm, Konidia kecil
(2-2,5 μm), bulat, dan halus (Refai, El-yazid and Hassan, 2014)
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Departemen
Biologi, Fakultas Ilmu Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Dalam
penelitiannya telah berhasil mengisolasi dan dipurifikasi 37 isolat jamur tanah
dari Wonorejo Surabaya. Dan dari 37 isolat, jamur Aspergillus terreus telah
diketahui memiliki kemampuan dalam degradasi plastik.
Dalam proses biodegradasi plastik Suhu, kelembaban,
pH dan cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan biomassa dari jamur tersebut. Pada
isolasi di labolatorium jamur ini dapat hidup pada pH antara 4,5-8,0 dengan pH
optimum 5,5-7,7. Menumbuhkan jamur pada suhu di bawah suhu optimumnya dapat
menurunkan metabolisme sel. Jika suhu di atas optimum, dapat menyebabkan turunnya
jumlah sel dan kemungkinan buruknya sel tersebut akan mati.
Suhu dan pH merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan dan proses biodegradasi oleh Aspergillus terreus. Pada penelitian
tersebut dilakukan uji biodegradasi plastik oleh jamur Aspergillus terreus pada pH 5 dan 6; serta suhu 250C dan 350C pada minimal salt medium (MSM)
selama 20 hari. Parameter yang diamati pada penelitian tersebut adalah berat
kering biomassa jamur, persentase degradasi (ED) plastik, dan analisis
perubahan gugus fungsi plastik dengan Fourier Transform Infrared Spectroscopy
(FTIR).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menjelaskan
bahwa pH dan suhu mempengaruhi degradasi plastik dengan nilai persentase
degradasi tertinggi pada pH 6 suhu 250C sebesar 3,25% dengan waktu penelitian
yaitu 20 hari.
Nah apabila ada pengembangan dari penelitian ini
mungkin saja dapat menjadi solusi untuk mengurangi penumpukan sampah di
Indonesia. Dengan hasil penelitian di atas dalam waktu 20 hari saja dapat
mendegradasi sebanyak 3,25%, jika dihitung secara matematis untuk mendegradasi
sampai angka 100% yaitu kurang lebih 2 tahun. Apabila dibandingkan dengan aslinya dapat memakan
waktu puluhan tahun untuk mendegradasi plastik secara alami.
Terimakasih semoga bermanfaat
Andri Dias Setiawan/ Biologi E 2018/ 18308144025
Daftar
pustaka
Khan S., Nadir S., Shah Z. U., Shah A. A.,
Karunarathna S. C., Xu J., Khan A., Munir S.,
Hasan F., 2017.
Biodegradation of polyester
polyurethane by Aspergillus tubingensis. Environmental
Pollution, 225, 469-480. DOI: https://doi.org/10.1016/j.envpol.2017.03.01
Refai,
M., El-yazid, H.
A. and Hassan,
A. 2014. Monograph
on Aspergillus and Aspergillosis in
man, animals and birds.
Department of Microbiology, Faculty of Veterinary Medicine,
Cairo University. Department of Mycology and Mycotoxins, Animal Health Research
Institute, Dokki.
Mujiarto, Imam. 2005. Sifat dan Karakteristik
Material Plastik dan Bahan Aditif. Jurnal Traksi, 3(2).
Rohmah, M. Shovitri, dan N.D. Kuswytasari. 2019. Degradasi
Plastik Oleh Jamur Aspergillus terreus (LM 1021) Pada pH 5 dan 6; Serta Suhu 25
0C dan 35 0C. Departemen Biologi, Fakultas Ilmu Alam,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) e-mail: mshovitri@bio.its.ac.id
Kerenn, semoga bermanfaat...Semangat gass poll
BalasHapusWah baru tay ternyata jamur bisa buat plastik jadi hancur.... bermanfaat banget min
BalasHapusapakah sudah ada lembaga atau TPA yang memanfaatkan jamur ini untuk bio degradasi plastik? thankyou
BalasHapus