Langsung ke konten utama

Tanaman Cabai Layu? Ahh, Pasti Ini Ulah Si Jamur Fusarium oxysporum!




Well well well, guys kalian sering melihat tanaman cabai yang layu kan? Padahal sudah berbuah tetapi layu dan akhirnya tidak memiliki nilai jual. Ketika kalian melihat tanaman cabai yang layu apakah kalian tidak bertanya-tanya seperti “Kok tanaman cabai bisa tiba-tiba layu?”, “Apa yang menyebabkan tanaman cabai ini layu?”. Mahasiswa yang memiliki sifat kritis pastinya akan bertanya-tanya.

Nah, disini saya akan menjelaskan dan menambah pengetahuan kalian semua tentang penyebab layunya tanaman cabai.

Apakah dari kalian semua ada yang sudah mengetahui tentang jamur yang memiliki nama yang cukup cantik, well guys pemilik nama jamur yang cukup cantik yaitu Fusarium oxysporum. Nah, ternyata si pemilik nama cantik ini penyebab layunya tanaman cabai.

Kalian tentu bertanya, “Bagaimana bisa si Fusarium oxysporum ini menyebabkan tanaman cabai layu?”. Okee, sebelum saya menjelaskan bagaimana si Fusarium oxysporum menjadi penyebab utama layunya tanaman cabai, mari kenalan dulu dengan si jamur ini.

Fusarium oxysporum

Kingdom         : Fungi
Divisi               : Eumycota
Kelas               : Hypomycetes
Ordo                : Moniliales
Famili              : Tuberculariaceae
Genus              : Fusarium
Spesies            : Fusarium oxysporum (Agrios, 1996).

Fusarium oxysporum ini tidak dapat diidentifikasi secara morfologi, tetapi dapat diuji dengan menggunakan tanaman sebagai indikator. Uji tersebut merupakan uji yang populer untuk mengidentifikasi pada tingkat forma spesialis dan ras dari Fusarium oxysporum. Pada pertengahan 1980-an, Puhalla menjadi orang pertama yang berusaha untuk membedakan dan mengidentifikasi isolat Fusarium oxysporum secara genetik dan dibandingkan secara morfologi serta kisaran inangnya dengan teknik yang digunakan yaitu vegetative compatability groups (VCG). Metode ini memiliki kelemahan yaitu, jika kan menggunakan metode ini maka akan memerlukan waktu yang lama untuk mengidentifikasi. (Alabouvette et al., 1995; Choi et al., 2001; Gun et al., 2001; Abd-Elsalam et al., 2003; Arie & Hirano, 2006; Bogale et al., 2006).
Gambar 1. Mikrokonidium
(https://www.researchgate.net/)
Gambar 2. Mikrokonidium

Gambar 3. Makrokonidium
(https://www.researchgate.net/
Gambar 4. Klamidiospora
(https://www.researchgate.net/)

Pada jamur Fusarium oxysporum mempunyai tiga tipe spora. Yang pertama yaitu makrokonidium, makrokodium sendiri lebih sering dihasilkan dalam sporokodium pada permukaan bagian tanaman yang terinfeksi. Untuk yang kedua yaitu mikrokonidium, bentuk dari mikrokonidium yaitu lonjong ataupun lonjong dan letaknya berada di konidiofor yang pendek pada miselium udara. Untuk tipe yang terakhir yaitu klamidiospora, klamidiospora merupakan spora aseksual, berdinding tebal yang dihasilkan pada hifa atau konidium (Nelson, 1993).

Adapun tampilan mikroskopik Fusarium oxysporum pada isolat tanaman cabai :
Gambar 5. Fusarium oxysporum yang menginfeksi tanaman  cabai (Sutejo, 2008).
Ket : (a) à konidiofor
                (b) à mikrokonidium

Mikrokonidium terbentuk sangat banyak, pada umumnya bersel tunggal, berbentuk oval sampai ginjal dan terbentuk pada false head. Makrokonidium sangat melimpah, berbentuk sabit yang ramping, dinding tebal dan halus, dengan apikal sel yang runcing dan foot-shaped (menukik) pada bagian sel bawahnya. Untuk klamidiospora terbentuk secara terpisah atau berpasangan (Kistler, 1997).

Nah, setelah kalian mengenali si jamur Fusarium oxysporum saya akan menjelaskan bagaimana si jamur ini menginfeksi tanaman cabai.

Mekanisme yang terjadi seperti ini :
Patogen terbawa tanah yang masuk ke dalam jaringan tanaman melalui akar. Setelah masuk ke dalam akar, jamur akan berkembang sepanjang akar menuju ke batang dan meluas ke jaringan pembuluh. Pembusukan pada akar atau jaringan pengangkutan menyebabkan penyerapan air dan hara dari dalam tanah terganggu sehingga tanaman akhirnya menjadi layu akibat kekurangan cairan. Tanaman layu mempunyai gejala daun berwarna kuning, kemudian kecoklatan dan akhirnya mati (Departemen Pertanian, 2010).

Setelah terinfeksi dan sebelum tanaman cabai tersebut mati memiliki gejala-gejala yang muncul, gejala yang muncul yaitu yaitu tulang-tulang daun menjadi berwarna pucat, terutama daun-daun yang berada di pucuk. Setelah tulang-tulang daun menjadi berwarna pucat kemudian akan diikuti dengan menggulungya daun yang lebih tua atau dapat disebut sebagai epinasti, hal tersebut menyebabkan merunduknya tangkai daun dan tanaman cabai menjadi layu keseluruhan (Semangun, 2000).

Ada perbedaan gejala yang terjadi akibat jamur ini pada tanaman cabai yang masih muda dan yang sudah dewasa. Pada tanaman cabai yang masih muda jika terinfeksi Fusarium oxysporum akan menyebabkan matinya tanaman cabai secara mendadak, karena yang diserang pada bagian pangkal batang dan mengalami kerusakan. Sedangkan untuk tanaman cabai yang sudah dewasa jika terinfeksi Fusarium oxysporum masih dapat bertahan dan membentuk buah tetapi hasilnya sangat sedikit dan berukuran kecil (Semangun, 2000). Atau ada juga yang mengatakan bahwa Fusarium oxysporum akan menyerang jaringan empulur batang melalui akar yang luka atau terinfeksi (Departemen Pertanian, 2010). 

Gambar 1. Tanaman cabai yang menjadi layu
akibat terinfeksi Fusarium oxysporum. (https://ilmubudidaya.com/).

Waah guys tentunya para petani tanaman cabai tidak mau mengharapkan hal tersebut terjadi, karena benar-benar akan berdampak pada turunnya pendapatan.

Nah dari penjelasan diatas akan muncul lagi sebuah pertanyaan “Lalu, apakah ada cara ataupun pencegahan agar si Fusarium oxysporum tidak menginfeksi tanaman cabai?’’

Tentunya di zaman yang sudah modern ini ada cara yang dapat dilakukan oleh para petani agar tanaman cabai bisa terhindar dari si kapang Fusarium oxysporum ini.
Gambar 1. Pengamatan mikroskopik pada Fusarium oxysporum. (Sastrahidayat, 2013).

Pada gambar diatas terlihat adanya klamidiospora, klamidiospora merupakan salah satu dari tiga tipe jenis spora pada Fusarium oxysporum. Klamidiospora sendiri dapat bertahan lama dalam tanah bekas tanaman inang yang sudah mati meskipun tanpa tanaman inang yang cocok (Nelson, 1993). Karena klamidiosora merupakan sumber awal inokulum yang menyebabkan munculnya penyakit pada awal penanaman maka harus dilakukan pengurangan populasi klamidiospora. Pengurangan populasi klamidiospora dapat dilakukan dengan cara pemberian fungisida asam fosfit dan alumunium-fosetil. Fungisida asam fosfit dan alumunium-fosetil memiliki sifat fungistatik yang berarti hanya dapat menghambat pertumbuhan jamur tidak sampai ketahap dimana fungisida ini dapat membunuh jamur. Bagian pertumbuhan yang dihambat yaitu pada miselium, jika didalam tanah sudah diberikan fungisida asam fosfit dan alumunium-fosetil maka pertumbuhan inokulum dapat dikurangi sehingga bibit tanaman cabai akan sehat pada awal penanaman.

Nah, diatas merupakan pencegahan agar tanaman cabai tidak terserang Fusarium oxysporum. Jika kalian semua bertemu ataupun bertegur sapa dengan petani, cobalah untuk memberikan informasi ini kepada petani tanaman cabai agar para petani dapat meminimalisir layunya tanaman cabai dan juga tidak akan mengalami kerugian finansial. J

Terakhir,,,, sekian penjelasan dari saya. Untuk kalian semua jaga kesehatan, rajin cuci tangan dan terapkanlah social distancing selama virus COVID-19 masih menyebar. J

Daftar Pustaka :
Abd-Elsalam, K.A., M.A. Abdel-Satar, & I.N. Aly. 2003. PCR Identification of Fusarium Genus Based on Nuclear Ribosomal-DNA Sequence Data. African Journal of Biotechnology 2: 82-85.
Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Alabouvette, C., I. Avelange, V. Edel, G. Laguerre, & C. Steinberg. 1995. Comparison of Three Molecular Methods for the Characterization of Fusarium oxysporum Strain. Phytopathology 85: 579-585.
Arie, T. & Y. Hirano. 2006. PCR-based Differentiation of Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici and radicis-lycopersici and Races of F. oxysporum f.sp. lycopersici. The Phytopathological Society of Japan 72: 273-283.
Bogale, M., E.T. Steenkamp, B.D. Wingfield, & M.J. Wingfield. 2006. Characterization of Fusarium oxysporum Isolates from Ethiopia Using AFLP, SSR, and DNA Sequence Analyses. Fungal Diversity 23: 5-66.
Choi, Y.K., H.J. Kim, & B.R. Min. 2001. Variation of Intergenic Spacer (IGS) Region of Ribosomal DNA among Fusarium oxysporum formae speciales. The Journal of Microbiology 39: 265-272.
Departemen Pertanian. 2010. Perbanyakan Cendawan Menggunakan Media Beras. Diakses melalui https://www.pertanian.go.id/ pada hari Rabu, 18 Maret 2020 pukul 14 : 54 WIB.
Gunn, L.V., J.L. Smith-White, & B.A. Summerell. 2001. Analysis of Diversity within Fusarium oxysporum Populations Using Molecular and Vegetative Compatibility Grouping.  APPS 30: 153-157.
Kistler, H.C. 1997. Genetic Diversity in the Plant-pathogenic Fungus Fusarium oxysporum. Symposium Population Genetic of Soilborne Fungal Plant Pathogens. Phytopathology 87: 474-479.
Nelson, P.E. 1993. Taxonomy of Fungi in the Genus Fusarium with Emphasis on Fusarium oxysporum. St. Paul, Minnesota : APS Press.
Sastrahidayat, Ika R. 2013. Penyakit Tanaman Sayur-sayuran. Malang : Universitas Brawijaya Press.
Semangun, H. 2000. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.



Tiara Ayuning Dirindra/18308141006/Biologi B




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aspergillus oryzae, Jamur Pembuat Sake dan Kecap

           Mungkin kalian pernah dengar minum khas Jepang yang bernama Sake? Atau mungkin kalian yang suka masak sering menggunakan salah satu bahan masak yaitu kecap? Apakah kalian tau kalau Sake dan kecap dibuat dari jamur yang sama yaitu Aspergillus oryzae ? Yuk mari kita mengenal lebih jauh lagi tentang Aspergillus oryzae . Klasifikasi, Morfologi dan Reproduksi Aspergillus oryzae             Menurut Suriawiria (1986), Jamur Aspergillus oryzae hidup saprofit atau parasit dengan masa berbentuk benang atau filamen, multiseluler, bercabang-cabang, dan tidak berklorofil. Masing-masing benang disebut hifa, dan kumpulan hifa biasa disebut miselium. Miselium Aspergillus oryzae bersekat-sekat. Koloni yang sudah menghasilkan spora warnanya menjadi coklat kekuning-kuningan, kehijau-hijauan, atau kehitam-hitaman, miselium yang semula berwarna putih sudah tidak tampak lagi. taksonomi jamur Asperg...

Périgord Truffle ( Tuber melanosporum ) Si Harta Karun Hitam

Tuber melanosporum atau truffle hitam Périgord (bekas provinsi Perancis) , tumbuh bersimbiosis dengan sistem akar pohon ek dan hazelnut. Dengan harga pasar petani sekitar 1000 Euro per kg (harga 2010) dan harga eceran tiga atau empat kali lipatnya, truffle  adalah salah satu makanan mewah termahal di dunia. Jika truffle dipotong maka akan mengelurkan bau yang khas (tidak seperti kebanyakan bau jamur). Tetapi babi, anjing, dan hewan lain dengan penciuman yang sensitif daripada manusia  bisa mencium baunya dari atas tanah. Inilah sebabnya mengapa pemburu truffle profesional menggunakan babi atau anjing untuk membantu mereka menemukan sumber 'emas hitam' ini. Tuber melanosporum   dan Tuber magnatum memiliki aroma yang meniru hormon seks babi jantan. Itulah sebabnya di masa lalu pemburu truffle profesional menggunakan babi betina untuk membantu menemukan harta karun ini. Tetapi saat ini anjing telah menggantikan babi sebagai  pemburu truffle. Distribusi...

Mengenal Aspergillosis Infeksi Jamur yang Disebabkan oleh Aspergillus fumigatus!

MENGENAL ASPERGILLOSIS, INFEKSI JAMUR YANG DISEBABKAN OLEH  Aspergillus fumigatus   Apasih penyakit Aspergillosis itu?  😦         Jadi, penyakit  Aspergillosis merupakan suatu kelompok mikosis yang disebabkan oleh infeksi jamur spesies Aspergillus yaitu Aspergillus fumigatus .  Jamur ini dapat ditemukan di tanah, air dan tumbuhan yang mengalami pembusukan, khususnya pada pupuk kandang dan humus. Penyakit aspergillosis ini memiliki tingkat penyebaran yang cukup luas karena dapat menyebabkan penyakit pada manusia ataupun hewan.       Aspergillosis terutama disebabkan oleh Aspergillus fumigatus , selanjutnya diikuti oleh Aspergillus flavus dan Aspergillus niger . Aspergillosis tergolong penyakit pernafasan, organ tubuh yang diinfeksi ialah paru-paru, kantong udara, dan trachea. Paru-paru yang baik berwarna merah jingga dan seperti spons, dapat terisi udara dengan baik. Paru-paru berukuran terlalu besar dapat terjadi ...