Mikroorganisme seperti bakteri, kapang serta yeast
sudah lama dimanfaatkan oleh manusia dalam kegiatan industri terutama dalam
bidang industri pangan seperti roti, keju, wine, tempe, dan lain sebagainya.
Mikroba dapat mengantung berbagai jenis biokatalisator enzim yang mngekatalis
reaksi biokimia, sehingga dapat berpotensi sebagai sumber berbgai jenis enzim
(Suhartono, 1989).
Aspergillus niger merupakan
salah satu kapang yang populer yang digunakan dalam suatu produksi. Aspergillus
niger mudah tumbuh dengan cepat dan juga tidak menghasilkan mikotoksin
sehingga tidak berbahaya (Maryanty, 2010). A. niger merupakan kapang
yang memiliki bentuk seperti kapas yang disebut hifa, multiseluler dan
berfilamen. A. niger memiliki konidiofor yang banyak pengandung pigmen
dan kodinia yang berwarna hitam, coklat kehitaman, atau ungu kecoklatan (Raper
dan Fennel, 1997).
Klasifikasi dari kapang Aspergillus
niger menurut Alexopus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut:
Divisio : Mycota
Sub
Divisio : Myxomycotina
Kelas : Ascomycetes
Sub
Kelas : Euascomycetidaw
Ordoo : Eurotiales
Famili : Eurotiaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus niger
Bagian-bagian dari Aspergillus
antara lain yaitu sel kaki, konidiofori, vesikel, sterigma, dan konidio. Sel
kaki merupakan struktur yang menempel dengan medium, sementara konidiofora
merupakan struktur yang muncul dari sel kaki yang ujungnya membesar mejadi
vesikel membawa stigmata yang tumbuh konidia (Istiana, 2007).
Sturuktur
Aspergillus (Raper dan Fennel, 1977)
Sifat dari Aspergillus
bersifat aerobik atau hidup dengan membutuhkan oksigen dengan pH media sekitar
2-8,5 dengan nutrisi cukup berupa komponen makanan sederhana hingga kompleks
selain itu kapang ini bersifat mesofilik dengan suhu optimum pertumbuhan ada
pada 24-30°C. (Fraizer, 1958).
Aspergillus secara umum
memiliki sistem reproduksi vegetative. Aseksual, serta seksual. Untuk Aspergillus
niger reproduksi vegetatif terjadi dengan cara sclerotia namun reproduksi
ini lebih mengarah kepada cara untuk menjaga agar jamur tetap hidup dari
propagasi.
Reproduksi aseksual bertempat di hifa yang disebut
conidiophore. Setiap sel kaki akan memproduksi cabang yang akan menjadi
conidiophore muda. ujung akan membengkak menjadi bentuk elips atau kepala
globular berinti banyak yang disebit vesikel. Lalu terbentuk banyak stigmata
atau phialides berbentuk tubular yang tersusun radial. Selanjutnya konidia akan
berkembang melalui strigmata dengan susunan basipetal. Lalu konidia akan
berkecambah dengan menghasilkan germ tube yang bersepta dan bercabang
membentuk miselium.
Untuk
reproduksi seksual dari Aspergillus niger in jarang terjadi dikarenakan
kapang ini homothalik. Untuk reproduksi ini terjadi dengan plasmogami antara
antheridium dengan ascogonium di dalam ascogonium yang selanjutnya terjadi
kariogami di dalamnya dan berkembang menjadi ascospora yang nantinya saat
matang akan dilepaskan oleh ascocarp melalui merobekan dinding. Setelah itu
ascospora dapat berkecambah membentuk miselium baru (Abdelghany, 2018).
A. niger
kebanyakan digunakan dalam industri pangan dimana kapang ini dapat menghasilkan
banyak enzim seperti aamylase, amiloglukosidase, selulase, laktase,
intervertase, pectinase, dan protease asam apabila telah difermentasi (Bennet,
1985; Ward 1989). Selain itu kegunaan dari A. niger ini juga dapat
digunakan sebagai pengujian pengawet karena kemudahan visualisasi dan
resistensinya terhadap beberapa antijamur dan juga dapat digunakan sebagai
pengujian tanah dengan pekanya kapang ini terhadap defisiensi mikronutrien
(Jong dan Gantt, 1987).
Luthfia Dwi Rachmani/ 18308141016/ Biologi B
Daftar
Pustaka
Abdelghany, T.M,. & Hussein, H.E., 2018. Mycology.
Foster City: OMICS Group.
Alexopus, C.J & C.W.Mims.1979. Introductory
Mycology 3rded. John Wiley & Sons, Inc, New York. London.
Frazier, W. C & D. C. Weshoff. 1958. Food
Microbiology. Mc Graw Hill Publishing Co. Ltd. New York.
Istiana, T. A. D. 2007. Pengaruh Isolat Aspergillus
niger dan Aspergillus oryzae Terhadap Produksi Glukosa pada
Fermentasi Tepung Biji Nangka (Arthocarpus integra) dan Tepung Biji
Durian (Durio zibethinus murr). Skripsi. Purwokerto: Univestitas
Muhammadiya Purwokerto.
Jong, S, C, and M, J, Gantt (eds.). 1987. ATCC
Catalog of Fungi/Yeast. 17th edition. American Type Culture
Collection, Rockville, MD, 532 pp.
Lasure, L. L,. and J. W. Bennett. 1985. Gene
Manipulation in Fungi. 531-535. Orlando: Academic Press.
Maryanty, Y., Hesti, P & Paulina, Rulawati. 2010. Produksi
Crude Lipase dari Aspergillus niger pada Substrat Ongok Menggunakan Metode
Fermentasi Fasa Padat. Malang: Politeknik Negeri Malang.
Raper KB dan Fennel DI. “Genus Aspergillus. Williams
dan Wilkins perusahaan. 1965.
Suhartono, M.T., 1989,
Enzim dan Bioteknologi, Bogor: IPB Press.
Ward,
M., Wilson, L., J., and Kodama, K, H., 1989. Transformation of Aspergillus
awamoriand A. niger by electroporation, Exp mycol. 13:289-293.
Komentar
Posting Komentar