Langsung ke konten utama

Roti Mengembang Siapa yang Memompa? Kenalan Yuk dengan Fungi Si Pengembang Roti, Siapakah Dia???




Gambar 1 Roti aneka rasa dan bentuk
Sumber gambar: http://pidpid.com/food-photographe

Roti, siapa sih tak kenal roti. Makanan kaya akan karbohidrat ini banyak sekali ditemukan di berbagai daerah dengan rasa, bentuk, warna, dan keunikan tersendiri. Roti sangat melekat dikehidupan masyarakat sehari-hari, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Tak hanya sebagai makanan pengganti nasi, kini roti juga dapat pula dijadikan sebagai camilan yang tentunya dengan varian dan inovasi terbaru. Hampir seluruh manusia di bumi menyukai roti yang lembut, empuk, dan tidak bantet. Salah satu indikator roti lembut dan empuk adalah mengembang pada saat dioven atau dipanaskan.

Tahukah kamu siapa yang memompa roti sehingga bisa mengembang. Oven?? bukan, kipas angin?? juga bukan, pompa balon?? Jelas bukan lagi. Jawabannya adalah fungi atau jamur.

Waw kok bisa jamur memompa roti dapat udara dari mana? Hoaks tidak nih? Eeeitss tunggu dulu, cari info lebih lanjut yuk…

Mikroorganisme yang membantu dalam proses pengembangan roti sehingga menghasilkan roti yang lembut, empuk, dan tidak bantet adalah Saccharomyces cerevisiae yang tergolong fungi jenis khamir atau yeast  yang biasanya lebih familiar disebut ragi.
Saccharomyces berasal dari bahasa Latin Yunani yang berarti “gula jamur” sedangkan cerevisiae berasal dari bahasa Latin yang berarti bir (Sukoco, 2010).
Khamir merupakan mikroorganisme dari golongan fungi yang termasuk uniseluler, biasanya hidup sebagai saprofit maupun parasit. (Widiastutik, 2013). Khamir banyak ditemukan di berbagai tempat terutama pada tumbuhan seperti buah-buahan, biji-bijian dan makanan yang mengandung gula. Khamir juga ditemukan di tanah, udara dan kulit binatang. (Mahreni, 2011).
Khamir amilolitik mempunyai potensi penting dalam produk-produk berbahan pati (Rose dan Harrison, 1993), karena aktivitas enzim amilase terutama isoamilase dapat menghidrolisa ikatan α(1,6)- pada amilopektin (Van der Maarel dkk., 2002).

A.   Morfologi Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae merupakan jenis khamir yang mempunyai sel tunggal. Sel khamir terdiri dari dari kapsul, dinding sel, membrane sitoplasma, nucleus, vakuola, globula lipid dan mitokondria. Bentuk dari khamir ini oval (bulat telur) dengan ukuran sekitar 1-5µm atau 20-25µm dengan lebar sekitar 1-10µm. Koloninya berbentuk rata, lembab, mengkilap dan halus (Fardiaz, 1992).
Saccharomyces cerevisiae membentuk tunas yang merupakan yeast  fermentatif kuat dan dapat mengubah sistem metabolismenya dari jalur fermentatif menjadi oksidatif. Yeast  yang bersifat fermentatif jika diberi aerasi aktivitas fermentasinya menurun dan sebagian akan dioksidasi menjadi karbondioksida dan air (Fardiaz, 1992).
Penasaran kan bentuknya seperti apa? Ini nih bentuknya.

Gambar 2 Sel Saccharomyces cerevisiae
Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Gambar diatas adalah Saccharomyces cerevisiae yang diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 40 kali. 
Wah masih kurang jelas ya? Tunggu dulu dibawah ini merupakan sebuah proyeksi dari Saccharomyces cerevisiae  yang sudah bertunas. Woww bentuknya bagus yaa seperti telur yang memiliki cabang.

Gambar 3 Proyeksi Sel Saccharomyces cerevisiae
Sumber gambar: https://www.sciencesource.com/archive/Saccharomyces cerevisiae-

Lebih detailnya pada gambar di bawah ini ya…

Gambar 4 Struktur Sel Saccharomyces cerevisiae
Sumber gambar : biologydiscussion.com

A.   Klasifikasi Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae
Kingdom           : Fungi
Filum                : Ascomycota
Subfilum           : Saccharomycotina
Kelas                : Saccharomycetes
Ordo                : Saccharomycetales
Famili               : Saccharomycetaceae
Genus              : Saccharomyces
Spesies            :Saccharomyces cerevisiae
(Jean-Michael: 2005)
B.   Reproduksi Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae termasuk dalam golongan Ascomycomycetes karena dapat membentuk askospora dalam askus. Spesies ini dapat bereproduksi secara seksual dengan membentuk spora seksual berupa konidium atau juga bereproduksi secara aseksual dengan membentuk spora aseksual berupa askospora sebanyak 4-8 buah dalam askus serta melakukan pertunasan. Pertunasan pada spesies ini dapat berupa pertunasan multilateral, yaitu tunas dapat tumbuh disekitar ujung sel (Fardiaz, 1992).

C.   Pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae adalah :
1.    Suhu
Saccharomyces cerevisiae mempunyai suhu optimal untuk pertumbuhan mikroba. Suhu dibawah minimal dan diatas maksimal dapat menyebabkan terjadinya denaturasi enzim sehingga tidak dapat tumbuh. Sebagian besar Saccharomyces cerevisiae umumnya tumbuh baik pada kisaran suhu 25-46°C (Fosith dan Quesnel, 1963).
2.     pH
Selama proses fermentasi pH pertumbuhan ini berpengaruh pada laju pertumbuhan mikroorganisme. Perubahan pH media akan mempengaruhi permeabilitas sel dan sintesis enzim, oleh sebab itu perlu dilakukan upaya untuk mempertahankan pH dan buffer. Nilai pH optimal untuk pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae adalah antara 2,5-4,5 (Fosith dan Quesnel, 1963).

Ini nihh bahasan yang ditunggu-tunggu, bagaimana sih fungi bisa mengembangkan roti?? Simak baik-baik yaa…

D.   Mekanisme Saccharomyces cerevisiae mengembangkan adonan roti
Adonan roti dapat mengembang karena adanya fermentasi
Bagaimana caranya Saccharomyces cerevisiae bisa membuat adonan roti mengembang?
Saccharomyces cerevisiae atau ragi dapat melakukan respirasi. Respirasi yang dilakukan yaitu dengan mengubah oksigen dan gula (glukosa) dari tepung yang merupakan bahan baku utama pembuatan roti menjadi karbondioksida, air, dan energi. Respirasi terjadi hanya di lingkungan yang terdapat oksigen. Jika tidak ada oksigen, ragi akan melakukan fermentasi. Proses fermentasi akan mengubah glukosa menjadi karbondioksida dan alkohol (umumnya ethanol). Pada saat proses pemanggangan, pengovenan, atau pengukusan alkohol yang dihasilkan Saccharomyces cerevisiae akan menguap, sedangkan gas karbondioksida, masih tertinggal di dalam adonan roti. Gas karbondioksida yang terperangkap di dalam adonan inilah yang membuat roti mengembang menjadi lebih ringan dan lebih besar.
Lalu mengapa alkohol dapat menguap sedangkan gas CO2 tidak bisa keluar???  Simak baik-baik ya…
Sebagian besar bahan yang digunakan untuk membuat roti adalah tepung. Tepung mengandung protein yang sebagian besarnya akan membentuk gluten apabila dibasahi, diaduk-aduk, ditarik, dan diremas-remas. Gluten inilah yang akan bertanggungjawab menahan gas CO2 . Sehingga gas COtidak dapat keluar ketika adonan roti dipanaskan (Koswara, 2009).
Alkohol bersifat mudah menguap karena rentang rantai karbon C1 sampai C5 yang mempunyai titik didih 0°C - 50°C (Danang, 2011).


Wahhh menarik sekali ya. Ternyata tidak semua jamur merugikan manusia. Masih banyak tentunya jamur-jamur yang dapat dimanfaatkan baik yang berukuran makroskopis maupun mikroskopis.
Terima Kasih sudah berkunjung diblog kami. Semoga Bermanfaat.



Tomi Pangestu / 18308141027 / Biologi B 2018







DAFTAR PUSTAKA

Adiprabowo , Danang Sulistyo. 2011. Pendeteksi Kadar Alkohol Jenis Etanol
Pada Cairan dengan Menggunakan Mikrokontroler ATMEGA8535. Semarang: Fakultas Teknik Elektronika dan Telekomunikasi Universitas Diponegoro .
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Forsith, W.G.C & V.C, Quesnel. 1963. Mechanisms of Cacoa Cunning Advance in
Enzimologst. New York: Mc Graw Hill Book Co.
Jean, M. 2005. Saccharomyeces cerevisiaes . http ://www. Inra. Fr/ internet/ directions/
dic/ presse/Communiques/images/sia2004/  saccharomyces cerevisiae l . jpg. diakses pada  18 Maret 2020 pukul 20.03 WIB.
Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Roti. Semarang:  eBookPangan.com.
Mahreni, Suhenry, S. 2011. Kinetika Pertumbuhan Sel Saccharomyces cerevisiae dalam
Media Tepung Kulit Pisang. Yogyakarta : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Sukoco, Shagita N. 2010. Aplikasi Saccharomyces cereviceae, Pichia ohmeri dan
Glucanobacter thailandicus Dalam Bentuk Sel Bebas dan Termobilisasi Gel
Alginas Untuk Produksi Arabitol dan Xylitol Nir Tebu. Jember: Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FTP UNEJ.
VanDer Maarel, M.J.E.C., VanDer Veen, B., Uitdehaag, J.C.M., Lemhuis, H. dan
Dijkhuizen, L. 2002. Properties and application of starch-converting enzymes of the amylase family. Journal of Biotechnology 94:137-155.
Widiastutik, N., dan Alami, N.H. 2014. Isolasi dan Identifikasi Yeast dari Rhizosfer
Rhizophora mucronata Wonorejo. Journal. Sains dan Seni Pomits Vol. 3, No.1
www.sciencesource.com/archive/Saccharomyces-cerevisiae-SS2112409.html diakses
pada  18 Maret 2020 pukul 06.17 WIB.
www.biologydiscussion.com diakses pada  19 Maret 2020 pukul 19:08 WIB.
www.pidpid.com/food-photographer/food-photographer-indonesia/bakery-
photographer-jakarta/ diakses pada  19 Maret 2020 pukul 19:15 WIB.



x

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aspergillus oryzae, Jamur Pembuat Sake dan Kecap

           Mungkin kalian pernah dengar minum khas Jepang yang bernama Sake? Atau mungkin kalian yang suka masak sering menggunakan salah satu bahan masak yaitu kecap? Apakah kalian tau kalau Sake dan kecap dibuat dari jamur yang sama yaitu Aspergillus oryzae ? Yuk mari kita mengenal lebih jauh lagi tentang Aspergillus oryzae . Klasifikasi, Morfologi dan Reproduksi Aspergillus oryzae             Menurut Suriawiria (1986), Jamur Aspergillus oryzae hidup saprofit atau parasit dengan masa berbentuk benang atau filamen, multiseluler, bercabang-cabang, dan tidak berklorofil. Masing-masing benang disebut hifa, dan kumpulan hifa biasa disebut miselium. Miselium Aspergillus oryzae bersekat-sekat. Koloni yang sudah menghasilkan spora warnanya menjadi coklat kekuning-kuningan, kehijau-hijauan, atau kehitam-hitaman, miselium yang semula berwarna putih sudah tidak tampak lagi. taksonomi jamur Asperg...

Périgord Truffle ( Tuber melanosporum ) Si Harta Karun Hitam

Tuber melanosporum atau truffle hitam Périgord (bekas provinsi Perancis) , tumbuh bersimbiosis dengan sistem akar pohon ek dan hazelnut. Dengan harga pasar petani sekitar 1000 Euro per kg (harga 2010) dan harga eceran tiga atau empat kali lipatnya, truffle  adalah salah satu makanan mewah termahal di dunia. Jika truffle dipotong maka akan mengelurkan bau yang khas (tidak seperti kebanyakan bau jamur). Tetapi babi, anjing, dan hewan lain dengan penciuman yang sensitif daripada manusia  bisa mencium baunya dari atas tanah. Inilah sebabnya mengapa pemburu truffle profesional menggunakan babi atau anjing untuk membantu mereka menemukan sumber 'emas hitam' ini. Tuber melanosporum   dan Tuber magnatum memiliki aroma yang meniru hormon seks babi jantan. Itulah sebabnya di masa lalu pemburu truffle profesional menggunakan babi betina untuk membantu menemukan harta karun ini. Tetapi saat ini anjing telah menggantikan babi sebagai  pemburu truffle. Distribusi...

Mengenal Aspergillosis Infeksi Jamur yang Disebabkan oleh Aspergillus fumigatus!

MENGENAL ASPERGILLOSIS, INFEKSI JAMUR YANG DISEBABKAN OLEH  Aspergillus fumigatus   Apasih penyakit Aspergillosis itu?  😦         Jadi, penyakit  Aspergillosis merupakan suatu kelompok mikosis yang disebabkan oleh infeksi jamur spesies Aspergillus yaitu Aspergillus fumigatus .  Jamur ini dapat ditemukan di tanah, air dan tumbuhan yang mengalami pembusukan, khususnya pada pupuk kandang dan humus. Penyakit aspergillosis ini memiliki tingkat penyebaran yang cukup luas karena dapat menyebabkan penyakit pada manusia ataupun hewan.       Aspergillosis terutama disebabkan oleh Aspergillus fumigatus , selanjutnya diikuti oleh Aspergillus flavus dan Aspergillus niger . Aspergillosis tergolong penyakit pernafasan, organ tubuh yang diinfeksi ialah paru-paru, kantong udara, dan trachea. Paru-paru yang baik berwarna merah jingga dan seperti spons, dapat terisi udara dengan baik. Paru-paru berukuran terlalu besar dapat terjadi ...