Punya Sistem Imun yang Lemah? Waspadalah dengan Histoplasma capsulatum, Si Penghuni Tanah Tak Kasat Mata
Kalian pasti pernah mengalami masa dimana sangat gemar
bermain tanah bukan? Tahukah kamu, dibalik tanah tersebut tersimpan banyak
sekali makhluk tak kasat mata yang bisa mengganggu kesehatan kamu loh. Salah
satunya adalah Histoplasma capsulatum.
Apa sih Histoplasma capsulatum itu? Pasti diantara
kalian belum pernah mendengar atau membacanya bukan? Nah Histoplasma
capsulatum adalah jamur penyebab penyakit Histoplasmosis. Histoplasmosis sendiri
merupakan penyakit infeksi jamur yang menyerang paru-paru. Spora jamur ini akan
dengan mudah terbawa angin dan jika tidak sengaja terhirup, maka spora jamur
ini akan dengan mudah menginfeksi tubuh manusia. Jamur ini bisa ditemukan di
tanah maupun pada kotoran burung dan kelelawar. Namun, beberapa laporan
menyebutkan bahwa jamur ini bisa ditemui pada tumpukan kayu. Awalnya jamur ini
ditemukan di Amerika Serikat, namun kemudian diketahui persebarannya sampai ke
negara-negara yang beriklim sedang dan tropis seperti Indonesia (Azhar Tanjung,
1997).
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Subfilum : Ascomycotina
Kelas : Ascomycetes
Ordo : Onygenales
Famili : Onygenaceae
Genus : Ajellomyces (Histoplasma)
Filum : Ascomycota
Subfilum : Ascomycotina
Kelas : Ascomycetes
Ordo : Onygenales
Famili : Onygenaceae
Genus : Ajellomyces (Histoplasma)
Spesies : Histoplasma
capsulatum

Lalu bagaimana dengan siklus hidupnya? Jamur ini tumbuh
dengan baik pada kelembaban lingkungan antara 67-87%. Perkembangan akan
bertambah subur di daerah dengan suhu antara 22 – 29 oC (Azhar
Tanjung, 1997). Spesies ini dapat tumbuh pada media nutrient yang biasa
digunakan untuk kultur fungi. Histoplasma capsulatum tumbuh sebagai
micelium pada minggu kedua hingga ketiga pada Sabaroud agar di suhu 20-30 oC.
Jamur akan tumbuh dengan baik pada kotoran burung atau kelelawar karena di
dalamnya mengandung zat-zat yang dibutuhkan bagi tumbuh kembang jamur.
Sumber: http://repository.usu.ac.id/
Sumber: Heitman et al,
2006.
Histoplamosis merupakan suatu penyakit infeksi granulomatosa
yang bersifat endemik di daerah tropik. Target utamanya yaitu paru-paru, selain
itu ia juga dapat menginfeksi usus besar, ileum (usus bagian bawah), esophagus,
peritonium, serta seluran gastrointestinal. Penyakit ini muncul dalam 2 bentuk
yaitu histoplasmosis primer yang relatif jinak dan histoplasmosis progresif.
Infeksi jamur Histoplasma capsulatum bersifat oportunistik sehingga
orang-orang tua yang sudah lama sakit mudah sekali terkena. Pada anak-anak bila
terinfeksi mudah sekali berkembang kebentuk progresif (Sukamto, 2004; Nyoman
Upadana, 2013).
Infeksi yang disebabkan oleh jamur ini tidak menular. Kasus
histoplasmosis akan cenderung meningkat bila seseorang mempunyai aktivitas yang
berhubungan dengan tanah yang mengandung kotoran hewan seperti yang telah
disebutkan diatas, mengunjungi gua yang dihuni kelelawar, maupun seseorang yang
bekerja atau bertempat tinggal di sekitar kayu (Goodman, 1994; Rippon JW, 1988;
Nana, 1995).
Anak-anak dan orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah beresiko terserang penyakit ini. Bagaimana, seram bukan? Jadi lebih
berhati-hatilah buat kamu yang sering beraktivitas dengan hal-hal yang
berhubungan dengan tanah, hewan peliharaan, maupun kayu. Tetap jaga imunitas
kalian dan jangan lupa untuk mencuci tangan baik sebelum maupun sesudah
beraktivitas terutama ketika kamu hendak makan. Semoga ilmu ini bermanfaat buat
kalian.
Sumber Pustaka:
Brooks, F., Brooks,
G.F., Carroll, K.C., Butel, J.S. and Morse, S. 2012. Jawetz Melnick & Adelbergs
Medical Microbiology 25/E. 25th edn. Jakarta: EGC.
Goodman NL. 1994. Histoplasmosis.
In: Lecture outline study guide for medical mycology.
Heitman, Joseph, Scott G. Filler, Aaron P. Mitchell,
and John E. Edwards. 2006. Jr.Molecular Principles of Fungal Pathogenesis 1st
ed. New York: ASM Press.
Khalik, Melati
Dwianugrah. 2017. Prevalensi Penemuan Jamur Pada Sputum Terduga Tuberkulosis
Paru Yang Diperiksa Di RSUP dr. M. Djamil Padang. Padang: Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas.
Nana A. 1995. Pulmonary
mycosis. Medical Progress.
Rippon JW. 1988. Histoplasmosis.
In: Medical mycology, the pathogenic fungi and the pathogenic actinomycetes. WB
Saunders Co.
Sukamto. 2004. Pemeriksaan
Jamur Bilasan Bronkus Pada Penderita Bekas Tuberkulosa Paru. Sumatera
Utara: USU Digital Library.
Tanjung, Azhar,
Mardianto. 1997. Prevalensi Histoplasmosis pada Mahasiswa Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara dan Hubungan Hewan Peliharaan dengan Tes
Histoplasmin. Berkala Ilmu Kedokteran. Vol. 29 No. 3: 139-140, 143.
Upadana, Nyoman, Nyoman
Suryawati, Herman Saputra. 2013. Primary Custaneous Histoplasmosis In A Patient
With Human Immunodeficiency Virus (HIV). Medicina. Vol. 44 No.02: 113.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57630/Chapter%20II.pdf?sequence=3&isAllowed=y
Theresia Ayu Verawati/18308141012/Biologi B 2018
Terimakasih kaka, membantu sekali
BalasHapus