Halo
teman-teman, saat ini kita sedang dihadapkan pada masalah COVID-19, yaitu
serangan dari parasit yang berukuran mikroskopik yang dinamakan virus. Eitss, tetapi
selain virus Corona, kita juga harus waspada terhadap si jamur mikroskopis satu
ini. Apa lagi kalau bukan Trichophyton
mentagrophytes. Namun, sebelum mengenal lebih dalam mengenai jamur ini,
kita ulik terlebih dahulu apa itu penyakit Ringworm. Penasaran kan ? Cuss langsung
aja dimulai !
Apa sih
definisi penyakit Ringworm ?
Ringworm
merupakan penyakit yang disebabkan oleh invasi jamur Dermatophites. Jamur ini akan menginvasi daerah keratinin sel epithel kulit dan serabut rambut yang akhirnya akan menimbulkan lesi kulit. Jamur dermatophites hanya mampu menginvasi bagian superficial kulit saja, dan memanfaatkan keratin untuk hidupnya. Di bidang veteriner, istilah yang paling dikenal adalah Ringworm, karena sebelumnya dianggap penyebabnya adalah cacing, dan menunjukkan gejala penyakit berbentuk seperti lingkaran, rambut/bulu rontok, dan pada manusia dikenal dengan nama tinea. Terdapat beberapa macam tinea yaitu Tinea imbrikata yaitu dermatofitosis pada susunan skuama yang konsentris. Tinea barbae yaitu dermatofitosis pada dagu dan jenggot. Tinea kapitis yaitu dermatofitosis pada kulit kepala. Tinea pedis yaitu dermatofitosis pada telapak kaki dan tinea unguinum yaitu dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki (Septiana, 2015). Ringworm adalah salah satu penyakit akibat infeksi jamur yang dapat menular dari hewan kepada manusia (zoonosis). Biasanya daerah yang terkena jamur/cendawan akan mengalami alopesia dan warna kulit terlihat abu-abu hingga kuning (Ahmad, 2009).
Gambar 1. Ringworm pada manusia dan hewan
Nah,
sudah tau kan apa definisi penyakit Ringworm, selanjutnya mari kita kenalan
dengan si jamur penyebab penyakit Ringworm.
Berikut
klasifikasi dari Trichophyton
mentagrophytes
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Phylum : Ascomycota
Class : Euascomycetes
Order : Onygenales
Family : Arthrodermataceae
Genus : Trichophyton
Bagaimana dengan morfologi koloni dan struktur sel dari Trichophyton mentagrophytes ?
Trichophyton mentagrophytes merupakan tenunan lilin, berwarna putih sampai putih kekuningan yang agak terang atau berwarna violet merah. Koloni Trichophyton mentagrophytes dapat berbentuk seperti kapas dan granula (Jawetz, 2008:641). Morfologi koloninya yaitu koloni rata, berwarna putih sampai kuning tua, permukaan koloni seperti tepung (Soedarto, 2015).
Trichophyton mentagrophytes merupakan tenunan lilin, berwarna putih sampai putih kekuningan yang agak terang atau berwarna violet merah. Koloni Trichophyton mentagrophytes dapat berbentuk seperti kapas dan granula (Jawetz, 2008:641). Morfologi koloninya yaitu koloni rata, berwarna putih sampai kuning tua, permukaan koloni seperti tepung (Soedarto, 2015).
Gambar 2. Koloni Trichophyton
mentagrophytes
Sumber :
Kurniati dkk, 2008
Gambaran mikroskopis yaitu mikrokonidia yang bergerombolan, bentuk cerutu yang jarang, mikrokonidia bersel satu dan berbentuk bulat, hifa berbentuk spiral (Soedarto, 2015). Kelompok mikrokonidia sferis yang berbentuk seperti anggur. Hifa yang melingkar atau berbentuk spiral (Jawetz, 2008:641). Hifa bersepta dan bercabang, beberapa ujung hifa terlihat berbentuk spiral. Makrokonidia terlihat berbentuk cerutu berdinding tipis dan halus. Makrokonidia menempal pada hifa dengan tangkai pendek. Makrokonidia berbentuk seperti tetesan air mata, tersusun sepanjang hifa. Selain itu ditemukan juga klamidospora dan nodular bodies (Campbell dkk., 1996).
Gambar 3. Penampang mikroskopis Trichophyton mentagrophytes
Sumber : Kurniati dkk, 2008
Selanjutnya, bagaimana sih siklus reproduksi dari Trichophyton mentagrophytes ?
Ahmad, R Z. 2009. Permasalahan dan Penanggulangan Ringworm pada Hewan. Bogor : Balai
Trichophyton sp. merupakan jamur yang termasuk dalam golongan Deuteromycetes atau jamur tidak sempurna (fungi imperfecti), karena selama hidupnya hanya memiliki fase vegetatif (fase aseksual) saja, yaitu melalui pembentukan konidia. Fase generatifnya (fase seksual) tidak ditemukan (Prianto, 2001).
Pertumbuhan Trichophyton sp. yaitu pertambahan ukuran atau panjang hifa (miselium) yang dihasilkan dari pertunasan hifa. Pertunasan hifa tersebut akan membentuk percabangan yang bagian terminalnya akan membentuk konidia. Reproduksi aseksual yang dimiliki Trichophyton sp. ini meliputi pembentukan konidia melalui pertunasan, fragmentasi (pemotongan) hifa dan pembentukan konidiospora (Hujjatusnaini, 2012).
Pertumbuhan Trichophyton sp. sangat dipengaruhi oleh faktor luar (lingkungan), seperti suhu, nutrisi, pH, kelembaban, dan zat – zat metabolit seperti toksin dan antibiotik. Sel jamur yang patogenik dapat tumbuh optimal jika berada pada rentang suhu 25º – 32º C (Saputra, 2014).
Pertumbuhan Trichophyton sp. yaitu pertambahan ukuran atau panjang hifa (miselium) yang dihasilkan dari pertunasan hifa. Pertunasan hifa tersebut akan membentuk percabangan yang bagian terminalnya akan membentuk konidia. Reproduksi aseksual yang dimiliki Trichophyton sp. ini meliputi pembentukan konidia melalui pertunasan, fragmentasi (pemotongan) hifa dan pembentukan konidiospora (Hujjatusnaini, 2012).
Pertumbuhan Trichophyton sp. sangat dipengaruhi oleh faktor luar (lingkungan), seperti suhu, nutrisi, pH, kelembaban, dan zat – zat metabolit seperti toksin dan antibiotik. Sel jamur yang patogenik dapat tumbuh optimal jika berada pada rentang suhu 25º – 32º C (Saputra, 2014).
Lalu,
bagaimana dengan penyebaran Trichophyton
mentagrophytes, sehingga dapat menginfeksi hewan dan manusia ?
Penularan
ringworm dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Penularan secara
langsung terjadi dengan cara kontak kulit dengan penderita dan penularan secara
tidak langsung dapat melalui penggunaan alat bersama-sama. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak manusia dan sebaliknya (bersifat
zoonosis). Ringworm menyebar melalui kontak dengan rambut atau
ketombe yang terinfeksi dan mengandung spora. Spora jamur/cendawan dapat
tersebar dimana-mana. Infeksi diduga terjadi akibat kontak dengan artrospora
atau konidia dari T. mentagrophytes
yang bersumber dari rodensia, mengingat T.
mentagrophytes bersifat zoofilik dan rodensia merupakan reservoir serta
berpotensi sebagai sumber penularan. Selain itu, infeksi mungkin terjadi akibat
kontak dengan spora/konidia T.
mentagrophytes yang terdapat di tanah. Masa inkubasi dapat berlangsung
selama 4-10 hari (https://ilmuveteriner.com)
Trichophyton sp. menginvasi sel keratin, menerobos ke dalam epidermis dan selanjutnya akan menimbulkan reaksi peradangan atau inflamasi. Reaksi peradangan tersebut timbul akibat Trichophyton sp. serta bahan yang dihasilkan berada di daerah kutan, yaitu lapisan kulit yang meliputi stratum korneum hingga stratum basale (Salim, 2010). Patogenitas Trichophyton sp. sangat dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh seseorang. Apabila sistem kekebalan tubuh seseorang lemah maka Trichophyton sp. akan mudah menginfeksi orang tersebut, dan sebaliknya apabila sistem kekebalan tubuh seseorang baik maka akan sulit terinfeksi karena ketika Trichophyton sp. masuk ke dalam tubuh akan dikendalikan oleh sistem imun (Lestari, 2013)
Trichophyton sp. menginvasi sel keratin, menerobos ke dalam epidermis dan selanjutnya akan menimbulkan reaksi peradangan atau inflamasi. Reaksi peradangan tersebut timbul akibat Trichophyton sp. serta bahan yang dihasilkan berada di daerah kutan, yaitu lapisan kulit yang meliputi stratum korneum hingga stratum basale (Salim, 2010). Patogenitas Trichophyton sp. sangat dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh seseorang. Apabila sistem kekebalan tubuh seseorang lemah maka Trichophyton sp. akan mudah menginfeksi orang tersebut, dan sebaliknya apabila sistem kekebalan tubuh seseorang baik maka akan sulit terinfeksi karena ketika Trichophyton sp. masuk ke dalam tubuh akan dikendalikan oleh sistem imun (Lestari, 2013)
Nah sekarang teman-teman jadi sudah tau kan
apa itu jamur Trichophyton mentagrophytes, penyebab penyakit Ringworm
pada manusia dan hewan. Dengan begitu, teman-teman bisa lebih berhati-hati
serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan supaya terhindar dari si
jamur ini. Semoga ilmu yang menarik ini dapat bermanfaat bagi teman-teman ya.
Terima kasih :)
Daftar
Pustaka
Penelitian Veteriner.
Campbell, C.K., Johnson, E.M., Philpot, C.M., Warnock, D.W. 1996. Identification of
Pathogenic Fungi. Public Health Laboratory Service, London: 27-71.
https://drfungus.org/knowledge-base/trichophyton-species/ (Diakses pada 18 Maret 2020 pukul 22.32 WIB).
https://hellosehat.com (Diakses pada 19 Maret 2020 pukul 21.14 WIB)
Hujjatusnaini, N. 2012. Uji Potensi Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) terhadap
Penghambatan Pertumbuhan Trichophytonsp. Palangkaraya : Dosen STAIN.
Jawetz, et. al. 2008. Mikrobiologi Kedokteran: Edisi Pertama. Jakarta: Salemba.
Kurniati, dan Rosita, S.P.C. 2008. Etiopatogenesis Dermatofitosis. Departemen Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin. Surabaya : FK UNAIR, Vol. 20, No.3 Desember 2008.
Lestari, P.E. 2013. Infeksi Jamur Candida pada Penderita HIV/AIDS. Jurnal Stomatogantic (J.K.G
Unej). 10
Prianto, J. 2001. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Salim, F.S. 2010. Efek Antifungi Ekstrak Etanol Daun Lidah Buaya (Aloe veraL.) terhadap
Pertumbuhan Trichophyton rubrum secara in vitro [skripsi]. Surakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Saputra, R. 2014. Pengaruh Jenis Pelarut terhadap Jumlah Ekstrak dan Daya Antifungi Daun
Ketepeng Cina (Cassia alataL.) terhadap Jamur Trichophytonsp [tesis]. Riau : UIN Sultan
Syarif Kasim.
Septiana, U. 2015. Efek Antifungi Minyak Atsiri Sereh (Cymbopogon citrus) terhadap
Pertumbuhan Trichophyton sp. secara In Vitro [skripsi]. Jember : Fakultas Kedokteran,
Universitas Jember.
Soedarto. 2015. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Sagung Seto.
Arrum
Fitria / 18308144019 / Biologi B
Terima kasih kak, sangat bermanfaat sekali. Sukses trs ya kak. 😁
BalasHapusAamiin, terima kasih kak sudah berkunjung :)
Hapusgejala penyakit ringworm itu bagaimana min?
BalasHapusJadi, seseorang yang didiagnosa mengidap penyakit ringworm dapat dilakukan dengan melihat gejala klinis yang spesifik yaitu perubahan kulit berupa lesi berbentuk sirkuler atau cincin, disertai keropeng, rambut rontok atau patah serta timbulnya bentukan lesi membulat dan cenderung meluas. Semoga jawabannya memuaskan ya kak, terima kasih sudah berkunjung :)
Hapus