Kok Tanamanku Mati dan Layu Gajelas Gini? ( kayak hubunganmu sama Doi Ups…). Nah Kenalan Yuk Sama Jamur Patogennya…
Assalamu’alaikum semua… :), Bagaimana kabarnya?
Semoga selalu sehat dan baik-baik saja yah…
Semoga selalu sehat dan baik-baik saja yah…
Alhamdulillah kali ini saya akan membagikan suatu postingan terkait jamur yang sifatnya patogen nih , Langsung saja kuy…
Kalau temen-temen udah denger kata “ patogen “ pastinya yang
terpikir dibenak teman-teman sekalian “
wah pengacau ini, wah pengganggu “ ( sama kalau saat kita main bertiga ,
ndilalah temenmu berdua ada hubungan, yah kek nyamuk pengganggu ajah wkwkwk)Eh…
apa sih gaje banget lanjutt ahhh. Jadi ya memang jamur ini dikenal mengganggu
tanaman karena dia bersifat parasit yah….
Nama jamurnya ialah… Sclerotium
rolfsii
Gambar 1. Sclerotium rolfsii yang menginfeksi batang
(invasive.org)
Berikut klasifikasi dari Sclerotium rolfsii
Kingdom : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo :
Agaricales
Family :
Typhulaceae
Genus : Sclerotium
Spesies : Sclerotium
rolfsii
Sumber : https://www.invasive.org/
Sclerotium rolfsii sendiri merupakan salah satu jamur patogen yang
dapat menyebabkan beberapa penyakit pada tanaman seperti batang menjadi busuk,
layu dan mati. Sclerotium rolfsii
menyerang tanaman seperti kacang, kentang, tomat, kedelai,
kubis-kubisan, bawang, seledri, jagung, selada, kapas, tembakau dan tanaman
dari famili Cucurbitaceae. Jamur ini dapat bertahan lama di dalam tanah, pupuk
kandang, dan sisa-sisa tanaman yang telah terkena penyakit (Magenda, 2011). Menurut Shew et al. (Sektiono, Djauhari, & Pertiwi, 2019) melaporkan Sclerotium rolfsii dapat menginfeksi
lebih dari 500 jenis tanaman dan sekitar 100 famili, terutama pada daerah yang
beriklim hangat dan kelembapan tinggi.
Huhu T-T kasian yah tanamannya ,
dasar kau parasit,pergi kau ke ujung dunia…( menyanyi) Eh maaf kebawa perasaan
wkwkwk.
Nah…, dibawah ini ada gambar jamur
Sclerotium rolfsii yang menginfeksi
bagian daun, jeng jeng jeng…
Gambar
2. Bagian daun yang terinfeksi jamur Sclerotium
rolfsii
(Magenda, 2011)
Miselium jamur Sclerotium rolfsii sendiri berwarna
putih seperti bulu. Sel hifa primer di bagian tepi koloni mempunyai lebar 4–9
µm, dan panjang mencapai 350 µm. Hifa mempunyai satu atau lebih hubungan klan.
Sel hifa sekunder, tersier, dan seterusnya berukuran lebih kecil dari sel primer
dan mempunyai lebar 1,6–2 µm. Seperti jamur yang lain, Sclerotium rolfsii juga mempunyai hifa, tetapi hifanya tidak membentuk
spora melainkan sklerotia. Sklerotia atau gumpalan benang yang berwarna putih
akhirnya menjadi coklat seperti biji sawi dengan garis tengah 1 – 1,5 mm.
Karena mempunyai dinding yang keras, skletoria dapat dipakai untuk
mempertahankan diri terhadap kekeringan, suhu tinggi dan lain-lain yang
merugikan. Dalam bentuk ini Sclerotium
rolfsii dapat bertahan lama di dalam tanah (Sumartini, 2012). Jamur Sclerotium
rolfsii dapat tumbuh optimum pada suhu 20-28°C, terhambat pada suhu 35°C,
dan tidak tumbuh pada suhu dibawah 15°C (Wahyuno, 2013). Sclerotium rolfsii mampu tumbuh pada kondisi lembab
55−100% . Sclerotium rolfsii toleran
terhadap pH masam hingga alkalis (pH 4,0−8,0) dan pH 5,5−7,5 merupakan nilai optimum
untuk pembentukan sklerotia (http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/).
Hmmmmzzz , pantesan aja jamur ini
ga mau pindah ke antartika (nyambung yang tadi) , eh eh maaf keluar jalur lagi
kwwkwk.
Lanjut deh , dibawah ini gambar
kenampakan sklerotia yang udah berwarna coklat nih jeng jeng jeng…
Gambar
3. Kenampakan sklerotia (Sumartini, 2012)
Sebentar gaess.. kalian jangan bayangin ini kaya makhluk
alien yang punya mata banyak atau telur yah wkwkwk ( jangan batin ”heh kok tahu
sih ni orang”) ‘’ APA SIH YANG GA KU TAHU DARI KAMU EAAA…..” WKWKWK, becanda,
Lanjut deh ke siklus hidup skuy ah…
Untuk siklus hidup sendiri, Sclerotium rolfsii memiliki 2 fase
siklus, yang pertama yaitu fase patogenesis dan yang kedua yaitu fase
saprogenesis. Fase patogenesis sendiri yaitu berupa miselia atau kumpulan hifa
berwarna putih dan bersifat sebagai parasit. Pada fase ini, jamur Sclerotium rolfsii memulai infeksinya
temen-temen. Jamur ini mulai menginfeksi bagian pada jaringan tanaman dalam
tanah dan dekat permukaan tanah. Jadi nanti kalau udah banyak kelihatan seperti
gambar 2 tadi yah, seperti jaringnya spiderman wkwkwk, tapi bedanya lebih
terlihat halus , kalau spiderman kan keliatan kasar mungkin gara-gara untuk membasmi
kejahatan wkwkw ( kumat ga jelasnya).Fase selanjutnya yaitu fase saprogenensis.
Pada fase ini terjadi pembentukan struktur sklerotia yang berfungsi sebagai
alat bertahan hidup jika tidak ada tanaman inang di lapangan, dan bersifat
sebagai saprofit. Jadi setelah tadi kumpulan hifa itu sudah buanyaaaakkk swekalii
( maaf ngalay wkwkwk) kumpulan hifa tersebut akan memadat membentuk
butiran-butiran berukuran seperti biji sawi berwarna putih dan akan berubah
nantinya menjadi coklat yang dinamakan skletoria(http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/).
Gambar 4. a) sklerotia pada media buatan. b) sklerotia
dilihat jarak dekat
(Sumartini, 2012)
Selanjutnya yaitu persebaran dari
jamur Sclerotium rolfsii. Jamur Sclerotium rolfsii umumnya tersebar di
daerah tropis dan subtropis seperti Amerika Serikat, Amerika Tengah, Amerika
Selatan, Afrika, India, Jepang, Filipina, dan Hawai. Patogen tersebut jarang tumbuh di daerah
dengan suhu di bawah 0°C. Di Indonesia sendiri persebaran jamur Sclerotium rolfsii sangat luas meliputi
Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Hasil survei di Sumatera Selatan menunjukkan kacang hijau di beberapa daerah
tersebut terinfeksi oleh Sclerotium
rolfsii. Jamur tersebut juga ditemukan di Kalimantan dengan tingkat infeksi
yang tinggi (Sumartini, 2012)
Luas banget yah temen-temen
pesebaran dari jamur Sclerotium rolfsii. Eits…
tapi tenang temen-temen walaupun jamur ini mudah menyerang tanaman kesayangan
anda ( yang kalian sayang melebihi ke doi anda wkwkwk , apa sih) jamur ini
dapat dikendalikan atau dicegah dengan cara pemilihan media tanam dan bahan
tanaman yang sangat baik yah tentunya agar tingkat terjadinya kejadian tanaman
busuk atau layu kecil (Wahyuno, 2013). Ada sih sebenarnya cara lain yang lebih mudah
yaitu dengan mencabut tanaman yang sakit. Cara ini dapat diteruskan jika jumlah
tanaman yang terserang dalam suatu area pertanaman hanya sedikit. Tapi, jika
jumlah tanaman yang terserang banyak maka cara ini tidak efektif dan tidak
efisien (Sumartini, 2012).
Mungkin
itu saja yang dapat saya sampaikan kepada teman-teman semua, mohon maaf bila
masih terdapat salah dalam penulisan kata. Saya beharap teman-teman yang
membaca artikel saya dapat paham dan dapat menambah wawasannya untuk diterapkan
di dalam kehidupan sehari-hari
(jangan Cuma doi mulu yang dipahami yahhh..,
artikelku juga butuh dipahami wkwkwwk).
Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Daftar pustaka
Magenda, S. (2011).
Karakteristik Isolat Jamur Sclerotium rolfsii dari Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypogaea Linn.). Jurnal Bios Logos, 1(1), 1–7.
https://doi.org/10.35799/jbl.1.1.2011.369
Sektiono, A. W.,
Djauhari, S., & Pertiwi, P. D. (2019). Sclerotium rolfsii, Penyebab
Penyakit Busuk Pangkal Batang pada Hippeastrum sp. Jurnal Fitopatologi
Indonesia, 15(2), 53–58. https://doi.org/10.14692/jfi.15.2.53-58
Sumartini. (2012).
Penyakit tular tanah (Sclerotium rolfsii dan Rhizoctonia solani) pada tanamn
kacang-kacangan dan umbi-umbian serta cara pengendaliannya. Jurnal Litbang
Pertanian, 31(1), 27–34.
Wahyuno, D. (2013). IDENTIFIKASI
DAN KARAKTERISASI Sclerotium rolfsii Sacc . PENYEBAB PENYAKIT BUSUK BATANG
NILAM ( Pogostemon cablin Benth ) Identification and chara cterization of
Sclerotium rolfsii Sacc . the causal agent of stem rot disease of patchouli (
Pogostemon cabl. 24(1), 35–41.
https://www.invasive.org/ diakses pada 20 Maret 2020 pukul
07.44
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/
diakses pada 20 Maret 2020 pukul 07.46
Haris Ristomo / 18308141039 / Biologi E 2018
Wahhh.... Terimakasih banyak kak aku sekarang jadi lebih tahu tentang salah satu jamur patogen dan makasih juga atas ke recehannya jadi nggak bosen deh bacanya
BalasHapusLanjutkan kak
Terimakasih kak fauzi, semoga ilmunya bermanfaat yahh ^^~
HapusJoss tenan, makasih infonya gan
BalasHapusSama-sama kak semoga bermanfaat gih^^~
HapusUwuw
BalasHapusTerimakasih kak apresiasinya, semoga bermanfaat~^^
HapusUwaww... Mantul kaka, makasih :)
BalasHapusSama-sama kak , semoga bermanfaat gih^^
HapusMasyaAllah, Maha Besar Allah dengan segala ciptaan-Nya. Terimakasih ilmu nya kak haris, Sukses selalu😁
BalasHapusJazakillahu khairan katsiran dek, semoga bermanfaat yah, sukses selalu juga^^~
HapusUwawww... Masyaallah... Mantap kali kakak ini 👍
BalasHapusUwawww... Masyaallah... Mantap kali kakak ini 👍
BalasHapusSyukron hehe , Semoga bermanfaat^^
HapusTerimakasih infonyaa
BalasHapusTerimakasih infonyaaa
BalasHapusSama-sama kak, semoga bermanfaat
HapusWidiwwwww, mantappp
BalasHapusTerimakasih kak , semoga bermanfaat^^
HapusReceh banget astaga :") Btw aku jadi lebih tau dan lebih aware sama fungi"an ... Wah Tks*Yor
BalasHapusTerimakasih kak, semoga bermanfaat^^
Hapusmantappuu
BalasHapusTerimakasih kak, semoga bermanfaat^^
HapusWah sangat bermanfaat sekali min. Terimakasih ilmunya. Semoga bermanfaat
BalasHapusTerimakasih kak, semoga bermanfaat^^
HapusKnapa dia ngincer tumbuhan doang?
BalasHapusterimakasih kak atas pertanyaannya, saya akan coba menjawab, jadi dia hanya menyerang tumbuhan saja karena sejatinya Sclerotium rolfsii ini memang jamur yang menyerang tumbuhan tidak pada hewan. Jamur ini mengifeksi atau menyerang jaringan pada tumbuhan
HapusUwU keren sekalee qaqaa
BalasHapusSemangat nulis yaa
Btw mau nanya nih, jamur ini tuh bisa menginfeksi organ apa aja sih?
Makasiih
Terimakasih , semoga bermanfaat
HapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaannya yah kak, menurut darisumber yang didapatkan bahwa nanti awal mulanya jamur ini menginfeksi di jaringan tanaman dalam dan permukaan tanah. Setelah itu nanti dari situ jamur itu akan membentuk organ yang dapat digunakan untuk bertahan hidup yaitu sklerotia
wahhhhh bermanfaat banget nih infonya, terimakasih yaaa 😊😊
BalasHapusTerimakasih kak, semoga bermanfaat^^
Hapusterimakasih banyak ilmunya!!!!
BalasHapusTerimakasih kak, semoga bermanfaat^^
HapusFungisida yang paling cocok untuk membasmi apa ya?
BalasHapusTerimakasih kak atas jawabannya,saya akan mencoba menjawab ,jadi fungisida yang cocok yaitu cukup dengan fungisidia nabati saja, namun aplikasinya harus dilakukan berulang
HapusMantappp, , buat , maksih ilmunya😊
BalasHapusTerimakasih kak, semoga bermanfaat^^
HapusUntuk tanaman yg terserang, apakah bisa mengatasinya tanpa membuangnya?
BalasHapusMisal, menyiram tanaman dengan air lalu membersihkan bagian yg terserang saja?
Terimakasih kak atas pertanyaannya , saya akan mencoba menjawab, jadi untuk mengatasinya sendiri selain membuang nya yaitu bisa digunakan juga memakai fungisida nabati ataupun dengan cara pengendalian hayati memanfaatkan antagonisnya dari jaur patogen tersebut. Jika hanya disiram dengan air lalu membersihkan bagian yang terserang sepertinya kurang efektif dan juga pastinya tidak langsung bersih begitu saja.
HapusMantap Bosq ,sehar selalu
BalasHapusTerimakasih kak, semoga bermanfaat^^
HapusWahh, menambah ilmu banget. Makasih Gan, dapat info tambahan buat tugas makalah Fungi :))
BalasHapusTerimakasih kak, semoga bermanfaat^^
HapusSaee pisan, menambah ilmu pengetahuan tentang ��
BalasHapusJamuurrr
HapusTerimakasih kak, semoga bermanfaat^^
HapusMakasih kak...dapet ilmu lagi nih
BalasHapusTerimakasih kak, semoga bermanfaat^^
Hapusmakasih ini infonya bermanfaat banget bagi yang hobi bertanam, bahasanya juga mudah dipahami
BalasHapusTerimakasih kak, semoga bermanfaat^^
HapusTerimakasih kak^^~
BalasHapus