Keunikan siklus hidup Allomyces arbusculus
Genus Allomyces pertama kali ditemukan di India oleh E.J. Butler
(1911). Fungi ini mulai tersebar ke seluruh dunia terutama Negara tropis yang
memiliki iklim hangat. Genus Allomyces terdiri dari 6 spesies dan yang paling
popular ialah A. arbuscula, A. macrogynus dan A. javanicus. Spesies
tersebut bersifat saprofik atau organisme yang hidup dan makan dari bahan
organik yang sudah mati atau yang sudah busuk atau bisa disebut juga sebagai dekomposer.
Tanah merupakan tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan Allomyces. Struktur
hifa Allomyces terdiri dari kitin, ꞵ-glucan, ash, dan protein (Mehrotra
dan Aneja. 2005: 138).
(Longcore dan Simons, 2012: 3)
Pada awal abad ke-20 tercetus suatu konsep pergantian generasi
haploid dan diploid dalam sejarah kehidupan tanaman tingkat rendah dan
kelompok-kelompok ganggang. Penemuan tentang pergantian generasi sporofit dan
gametofit dalam Allomyces ( A. arbusculus) yang tidak terduga membuat
para ilmuwan mikologi ingin mempelajarinya lebih lanjut.
Struktur thallus Allomyces
Thallus pada semua spesies fungi adalah hifa atau miselium. Ia
berfilamen dan melekat pada substrat oleh seberkas hifa rhizoid bercabang yang
merupakan sistem rhizoidal. Satu hifa yang muncul berbentuk besar tapi ramping
membentuk bagian seperti batang yang lebih rendah kemudian mengalami beberapa
percabangan dikotomus berturut-turut untuk membentuk bagian utama. Organ-organ
reproduksi akan menempel pada bagian terminal miselium yang bercabang secara
dikotomis. Pada saat dikotomi, ujung hifa multinukleat membelah menjadi dua
ujung hifa baru. Masing-masing ujung hifa baru menghasilkan salah satu dari dua
cabang yang berkembang hampir bersamaan pada miselia muda. Septa terbentuk hampir
bersamaan di kedua cabang hifa yang terletak di atas dikotomi.
Dalam Allomyces mereka tidak terbentuk secara bersamaan dengan
pembelahan sel. Dengan demikian hifa bersifat multinukleat dan coenocytic. Setiap
septum muncul 5 atau 6 batang yang tumbuh terpisah dari bahan dinding disetiap
dikotomi. Tonjolan ini melebar dan melebur secara lateral, kemudian tumbuh
secara sentripetal meninggalkan pori-pori sentral. Fusi lateral antara tonjolan
tidak selalu lengkap. Pori-pori kecil dapat dibiarkan di tepi septum dewasa.
Septa dalam Allomyces sering disebut sebagai septa palsu karena mereka tidak
sepenuhnya memisahkan protoplasma dari segmen somatik yang berdekatan.
Reproduksi Allomyces arbusculus
( James,dkk. 2014: 188)
A. arbuscula dimana thalus vegetatif keduanya adalah generasi gametofit
dan sporofit yang penampilannya sama (pergantian isomorfik generasi). Pada
spesies ini generasi gametofit homotalik menanggung gametangia berpasangan dan
dimorfik secara seksual. Ukuran gametangia negatif lebih kecil daripada gametangia
positif namun keaktifan gamet negatif lebih tinggi. Gamet negatif maupun gamet
positif bersifat motil, uniflagellate dan berinti satu. Ketika gamet negatif
dilepaskan, gamet negatif mengalami fusi anisogami dengan gamet positif. Gamet positif
melepaskan hormon sirenin untuk menarik perhatian gamet negatif supaya
mendekatinya. Fusi dari kedua gamet tersebut menghasilkan planozigot biflagellata.
Planozigot biflagellata mengalami perkecambahan menjadi generasi sporofit
diploid. Sporofit menghasilkan zoosporangia berdinding tipis dan berdinding
tebal(coklat karena mengandung pigmen melanin, berbintik, resistant sporangia). Zoospora diploid dari
zoosporangia berdinding tipis mengalami mitosis untuk menggandakan kembali
generasi sporofit dalam siklus hidup. Mereka tidak berperan dalam fenomena
pergantian generasi ( James,dkk. 2014: 187). Zoospora
dari zoosporangia berdinding tebal menjalani periode istirahat 2-6 minggu atau
bahkan lebih sebelum pembelahan meiosis pada zoospora, maka sering disebut
sporangi istirahat atau resistant
sporangia. Resistant sporangia akan
mengalami masa dormansi ketika lingkungan tidak mendukung untuk pertumbuhannya
atau mengalami kekeringan. Setelah lingkungan sekitar optimal untuk pertumbuhan
zoospora keluar dari zoosporangia berdinding tebal, kemudian berkecambah
sama seperti zoospora dari zoosporangia berdinding tipis tetapi menghasilkan fungi
haploid dalam siklus hidupnya yang disebut gametothallus dan bukan
sporothallus. Zoospora dari zoosporangia berdinding tebal memainkan peran
penting dalam fenomena pergantian generasi dalam siklus kehidupan Allomyces (Kritartha, 2020) .
Daftar pustaka
James, Y. Timothy, dkk. 2014. Systematics and
Evolution, 2nd Edition The Mycota VII Part A. Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
Longcore, Joyce E dan Simmons, D Rabern. 2012. Blastocladiomycota.
University of Maine, Orono, Maine, USA.
Mehrotra, R. S dan Aneja, K. R. 2005. An Introduction to
Mycology. New Age Publishers: India.
Kritartha. (2020, march 18). Retrieved from
http://www.biologydiscussion.com/fungi/allomyces-occurrence-and-life-cycle-fungi/63210.
Aina Azakia Fahma/ Biologi B 2018/ 18308141003
Komentar
Posting Komentar