Malassezia furfur
https://www.creative-biolabs.com/drug-discovery/therapeutics/malassezia-furfur.htm
Panu, kadas, kurap ??? pastinya kalian pernah
mendengar kalimat ini didalam iklan televisi..
dan tentunya pasti kalian kerap merasakan yang namanya gatal pada tubuh.
Dan kalian tahu nggak sihh apa penyebab dari gatal bandel yang berada ditubuh
kalian ?? tentunya bukan gigitan nyamuk
yaa hehe, atau malah gigitan semut. Nahh, sebenarnya gatal yang ada pada tubuh
kalian itu, jamur yang menempel pada tubuh. Dan banyak sekali jenis spesies
jamur yang menempel pada tubuh, namun mimin hanya akan membahas salah satunya
yaitu Malassezia furfur jamur penyebab panu.
Indonesia merupakan negara tropis dengan iklim
berupa hujan dan kemarau. Dengan kondisi iklim seperti itu tentunya tingkat
kelembaban lingkungan sangat ideal bagi perkembangan jamur. Seperti halnya
jamur pada tubuh manusia yang disebabkan perilaku kotor. Sehingga seringkali
dijumpai jamur sejenis panu ( Malassezia furfur ).
Panu adalah salah satu penyakit kulit yang
dikarenakan oleh jamur, penyakit panu ditandai dengan bercak yang ada pada
kulit dibarengi rasa gatal pada waktu berkeringat. Bercak bercak ini dapat
berwarna putih, coklat atau merah bergantung warna kulit penderita. Panu sangat
mudah dijumpai pada remaja atau usia belasan tahunan. Walaupun demikian panu
dapat juga ditemukan pada orang tua (putra,dkk.2015).
Panu termasuk dalam penyakit kulit yang disebabkan
oleh jamur Malassezia furfur
Malassezia furfur merupakan jenis jamur yang dapat
menimbulkan penyakit pityriasis versicolor. jamur ini menginfeksi stratum
komeunm dari bagian epidermis kulit yang sering diderita orang yang sering
berkeringat. Jamur ini sangat mudah menginfeksi kulit orang yang sering berada
ditempat lembab dengan kadar air yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama.
(hayati, dkk, 2013).
Klasifikasi jamur Malassezia
furfur
Kingdom : Fungi
Kelas : Basidiomycota
Devisi :Ustilaginomycotina
Sub devisi : Malasseziales
Genus : Malassezia
Spesies : Malassezia furfur (Aliyatussaadah, 2016).
Karakteristik jamur ini adalah tampak sebagai kelompok kecil pada kulit
manusia, sel ragi berbentuk lonjong uniselular atau berbentuk bulat bertunas
(4-8 µm) dan hifa pendek, berseptum dan kadang bercabang (diameter 2,5-4 µm dan
panjangnya bervariasi ). Malassezia furfur membentuk khamir,
kering dan berwarna putih sampai krem. Pada kulit penderita jamur tampak
sebagai spora bulat dan hifa pendek (sutanto, 2008)
Makrokonidianya berbentuk
garis yang pada jarak tetentu dipisahkan
oleh sekat-sekat atau butir butir seperti kalung. Hifatampak pendek, lurus atau
bengkok disertai banyak butiran kecil yang bergerombol. Malassezia
furfur dapat tumbuh secara in vitro dalam lingkungan aerobik, dan
anaerobik. Bentuk miselial bersifat aerob dan bentuk yeast bersifat anaerob
fakultatif. Koloni Malassezia furfur akan tumbuh dengan baik pada media SDA
yang mengandung minyak zaitun dengan masa inkubasi 3-5 hari pada kisaran pH 5.6
dan suhu 30-370C. 1,13 ( siregar, 2005)
Koloni Malassezia furfur
bersifat menyebar dengan tekstur halus mengkilat serta akan menjadi berkerut
dan kusam seiring dengan waktu. Warna yang khas pada koloni Malassezia furfur
yaitu krem kekuningan dan akan menjadi kuning kemudian menjadi kecoklatan
seiring dengan waktu. Elevasi koloni cembung dan tepian bergelombang (chandra, B. 2007).
Jadi bagaimana
jamur ini dapat menginfeksi pada kulit manusia???
Malassezia furfur yang semula
berbentuk ragi akan berubah menjadi bentuk miselial yang menyebabkan kelainan
pada kulit. Kondisi atau faktor predisposisi yang diduga dapat menyebabkan
perubahan tersebut berupa suhu dan kelembaban kulit yang tinggi, faktor
genetik, hiperhidrosis, kondisi imunosupresif, dan malnutrisi (harahap, 2003).
Jamur ini bereproduksi dengan cara blastospora atau bertunas. Ragi
ini mampu membentuk hifa (fase hifa) yang bersifat invasif serta patogen. Pada
fase hifa terbentuk hifa bersepta yang mudah putus, sehingga nampak hifa-hifa
pendek, berujung bulat atau tumpul. Pada fase hifa Malassezia furfur
bereproduksi dengan menghasilkan mikrokonidia dan makrokonidia, multiseptat,
berbentuk gelondong yang jauh lebih besar daripada mikrokonidianya.13 Komponen
utama dinding selnya terdiri dari gula (70%), protein (10%), lipid (10 – 15%)
serta sejumlah kecil nitrogen dan sulfur (sutanto, 2008).
Jadi apa saja
kelainan yang disebabkan oleh jamur ini :
1.
Pityriasis versicolor
Pityriasis versicolor atau tinea versicolor
yang biasa kita sebut panu adalah
penyakit jamur superfisial yang kronis pada kulit dengan tanda khas, berupa
lesi berbatas jelas, warna putih, merah muda, kecoklatan tergantung pigmentasi
normal penderita, paparan sinar matahari, dan beratnya penyakit. Tempat lesi :
Badan, bahu, lengan, jarang di leher dan wajah. Keadaan ini pastinya akibat dari kebiasaan buruk penderita yang tidak
memahami kebersihan badan, sehingga hifa yang adapadajamur dapat berkembang dan
mampu menyebar ke seluruh tubuh inang ( manusia ), pada kondisi tertentu
biasanya jamur ini dapat menyebabkan penderita mengalami infeksi pada kulit
akibat dari perkembangan jamur ini. Penderita biasanya akan merasakan gatal disertai
rasa perih (irianto, koes. 2003).
2.
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik adalah kelainan kulit
papuloskuamosa dengan predileksi di daerah kaya kelenjar sebasea, skalp, wajah
dan badan. Dermatitis ini dikaitkan dengan Malassezia furfur,
terjadi gangguan imunologis, mengikuti kelembaban lingkungan, perubahan cuaca,
ataupun trauma, dengan penyebaran lesi dimulai dari derajat ringan misalnya
ketombe sampai dengan bentuk eritroderm (irianto, koes. 2003).
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/dermatologi/cradle-cap-adalah-dermatitis-seboroik-pada-bayi/
Zulfi Dimas Rakhmadya BIOLOGI E 2018
jamur malassezia furfur dapat tumbuh
pada inang yang mempunyai tingkat kelembaban tinggi contohnya kulit, jadi jangan
malas untuk mandi, Untuk menekan perkembangan jamur ditubuh anda !!!
DAFTAR PUSTAKA
Aliyatussaadah, zainun. 2006. Identifikasi
jamur malassezia furfur pada santri pesantren al-mubarok di awipari kecamatan
ciberium kota tasikmalaya tahun 2016 [KTI]. Ciamis : sekolah tinggi ilmu
kesehatan muhammadiyah ciamis.
Chandra, B. 2007. Pengantar kesehatan
lingkungan. EGC, Jakarta.
Harahap, dkk. 2013. Gambaran kondisi
lingkungan kamar hunian dan personal hygiene di asrama akademi kebidanan baruan
husada sibuhan kecamatan lubuk burunan kabupaten padang lawas tahun 2013 :
sumatera.
Hayati, inayah. 2014. Identifikasi jamur
malassezia furfur pada nelayan penderita penyakit kulit di kelurahan melabro
kota bengkulu : akademi analisis kesehatan harapan bangsa bengkulu
indonesia.
Irianto, koes. 2013. medical medical
(medical mikrobiologi), pp71-3,. Penerbit alfabeta : bandung.
Putra, satya dkk. 2015. Hubungan antara
kebiasaan mandi, penggunaan handuk dan mengganti pakaian dengan kejadian
penyakit panu pada masyarakat. Fakultas ilmu kesehatan : unuversitas
muhammadiyah pontianak.
Siregar, r.s. 2005. Penyakit jamur
kulit. Jakarta : buku kedokteran.
Sutanto, inge. 2008. Parasitologi kedokteran.
Jakarta : balai penerbit fkui
https://www.creative-biolabs.com/drug-discovery/therapeutics/malassezia-furfur.htm
diakses pada 18 maret 2020 pukul 16.09
https://dokumen.tips/documents/jamur-malassezia-furfur.html
diakses pada 18 maret 2020 pukul 19.45
https://www.sehatq.com/penyakit/panu
diakses pada 19 maret 2020 pukul 09.34
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/dermatologi/cradle-cap-adalah-dermatitis-seboroik-pada-bayi/
diakses pada 19 maret 2020 pukul 10.24
Min, saya mau tanya nih. Mekanisme jamurnya sendiri kok bisa ngebuat tubuh jadi gatel-gatel kenapa ya min??
BalasHapusassallmuallaikum. mau nanya dong min, unik nih, jamur tumbuh pada inang yang mempunyai tingkat kelembaban tinggi contohnya kulit, yang dimaksud dengan kelembapan tinggi itu seperti apa min, trus apkah jamur ini haya dapat menginfeksi kulit.? maksih:)
BalasHapus