Hai semuanya! Kalian tau gak sih, ada jamur yang namanya Jamur Ajaib atau Magic Mushroom? Iya, itu loh jamur yang biasanya ada di kotoran sapi. Kok bisa sih jamur bikin orang mabuk? Eits tunggu dulu, kita kenalan dulu yuk sama Jamur Ajaib ini.
Jamur Ajaib (Magic Mushroom) dalam dunia Biologi lebih dikenal dengan nama ilmiahnya yaitu Psilocybe cubensis. Nih gambarnya kalau kalian belum pernah melihat :
Jamur Ajaib (Psilocybe cubensis) pada bagian cap/kepala mempunyai luas antara 5-10 cm yang berbentuk kerucut atau oval dan ada yang berbentuk lonceng saat jamurnya masih muda dengan warnanya yang bervariasi dari kuning hingga coklat dibagian tengah dan begitupun sebaliknya. Ada juga yang berwarna coklat hingga yang berwarna biru kehijauan.
Batang pada jamur ini memiliki panjang sebesar 4 -15 cm dengan lebar sebesar 5-15 mm. Batangnya berwarna putih kekuningan dan jika mengalami kerusakan akan berganti warna menjadi kebiruan. Pada batangnya terdapat annulus (cincin) yang nantinya akan berubah menjadi warna keunguan. Pada bagian bawah tudung berwarna abu-abu saat jamur ini masih muda dan menjadi ungu tua bahkan kehitaman saat dewasa.
Jamur ini memiliki spora yang berukuran 11-17x7-12
microns berbentuk elips yang mulus, tebal, dan terdapat pori-pori yang besar. Warna pada spora ini menarik sekali yaitu ungu coklat kegelapan hingga hitam.
Bisa dibayangkan betapa menariknya jamur ajaib ini!
Kandungan Senyawa Aktif pada Psilocybe cubensis dan Cara Kerja di dalam Tubuh
Jadi, Jamur Ajaib (Psilocybe cubensis) merupakan jenis dari spesies jamur psychedelic yang
mempunyai dua senyawa aktif utama yaitu psilocybin dan psilocin. Sebenarnya ga cuma dua senyawa aktif itu aja. Nih kandungan senyawa aktif yang detailnya :
- Psilocybin (4-Phosphorloxy-N,N-dimethyltryptamine)
- Psilocin (4-hydroxy-N,N-dimethyltryptamine)
- Baeocystin (4-Phosphorlocy-N-methyltryptamine)
- Norbaeocystin (4-phophorloxytryptamine)
Jika kita mengonsumsi Psilocybin, senyawa aktif ini akan memasuki sistem saraf pusat kemudian mengganggu dan menekan
kerja otak dan tubuh kemudian akan mengaktifkan
reseptor serotonin di tempat serotonin. Serotonin adalah neurotransmitter penting. Dalam
keadaan normal, serotonin mengkontrol keseimbangan, suasana hati, mengatur
kecemasan, dan membantu proses penginformasi panca indera menuju otak. Ketika
psilocybin berada di dalam tubuh akan mempengaruhi kinerja otak yang berperngaruh
terhadap keseimbangan motorik. Senyawa aktif yang terkandung dalam psilocybin seperti
LSD (Lysergic Acid diethylamide) yang menghasilkan perubahan fungsi otonom, refleks
motorik, perilaku, dan persepsi. Hal ini juga mempengaruhi pencernaan, aliran darah, dan
kinerja organ lainnya dan menyebabkan tremor, mual, dan sulit tidur (Smith, 1998).
Magic mushroom akan bertahan di dalam tubuh berkisar antara 10-40 menit ketika dikunyah dan dibiarkan di mulut hingga larut dan berkisar antara 20-60 menit ketika ditelan dalam keadaan lambung kosong. Tubuh akan kembali normal setelah 6-8 jam setelah mengonsumsi jamur ini (Erowid, 2006).
Dosis Psilocybe cubensis yang biasa digunakan untuk memabukkan
Pengguna Psilocybe cubensis harus menelan dosis sebesar 1 gram melalui oral (mulut) , dosis sebesar 0,25 gram cukup untuk menghasilkan efek ringan, 1-2,5 gram memberikan efek moderat, dan sekitar 3,5 gram kering akan dianggap sebagai dosis yang tinggi dan menyebabkan halusinasi yang intens. Mustahil untuk pengguna Psilocybe cubensis mengalami overdosis karena untuk mencapainya harus mengkonsumsi hampir seluruh badan jamur atau total 1680 gram jamur kering. Namun demikian, efek pada dosis yang tinggi mungkin dapat membahayakan, dapat mengalami halusinasi yang buruk hingga dapat pula mengakibatkan kecanduan yang berat (Halberstadt, 2009),
Secara umum efek dari penggunaan Jamur Ajaib ini dapat
berlangsung selama 3-5,5 jam tergantung dosis pemakaian. Halusinasi yang dirasakan
tergantung dari setting tempat dan waktu apabila dikonsumsi pada tempat dan situasi
yang jelek maka halusinasinya pun akan buruk. Namun, jika dilakukan di tempat yang
nyaman akan menghasilkan halusinasi yang menyenangkan (Cunningham, 2008).
Perkembangan Penggunaan Psilocybe cubensis di Indonesia
Perkembangan Magic mushroom di Indonesia telah banyak
disalahgunakan. Soemardji,
Andreanus dan Soepardja mengemukakan bahwa Magic mushroom di Bali masih
sering diperdagangkan dalam bentuk berbagai hidangan makanan, misalnya
special ommelate. Mereka memperoleh argument tersebut berdasarkan hasil
wawancara/survai di Bali (Kuta, Sanur, dan sekitarnya) tentang penggunaan jamur
ini (Magic mushroom) dalam hidangan special ommelet
Pada umumnya orang yang mengkonsumsi Magic Mushroom ( Psilosibe
cubensis) ini bertujuan untuk melarikan diri dari kenyataan, ingin membebaskan diri dari
beban pikiran yang sedang kusut, ingin memperoleh kegembiraan (semu) dan masa
bodoh terhadap sekeliling (Hawari, 2012)
Di kalangan pemuda jamur ajaib ini digunakan untuk mencari kesenangan sesaat dalam berhalusinasi,
membuat tidak sadarkan diri, mencari kesenangan semu dan menekan tingkat
depresi.
Legalitas Hukum Psilocybe cubensis
Menurut International Narcotics Control Board, magic mushroom tidak termasuk benda atau bahan narkotik yang berada dibawah kontrol Konvesi Obat Psikotropika tahun 1971. Namun di Indonesia, Badan Narkotika Nasional (BNN) memiliki pendapat yang berlainan dengan pendapat INCB yaitu magic mushroom tergolong kedalam zat adiktif karena dapat menyebabkan kecanduan (WHO, 2001).
Menurut International Narcotics Control Board, magic mushroom tidak termasuk benda atau bahan narkotik yang berada dibawah kontrol Konvesi Obat Psikotropika tahun 1971. Namun di Indonesia, Badan Narkotika Nasional (BNN) memiliki pendapat yang berlainan dengan pendapat INCB yaitu magic mushroom tergolong kedalam zat adiktif karena dapat menyebabkan kecanduan (WHO, 2001).
Walaupun terjadi perbedaan pendapat tersebut, yang
pasti jamur ini harus dihindari penyalahgunaannya karena tetap mempunyai efek
psikotropik dan tidak baik untuk tubuh kita, jika digunakan dengan dosis yang berlebihan dan disalahgunakan manfaatnya (Hawari, 2012).
Manfaat Psilocybe cubensis
Psilocybin mushroom (Psilocybe cubensis) telah digunakan di beberapa negara di dunia sebagai pengganti methadone untuk terapi pecandu narkotika. Psilocybin mushroom (Psilocybe cubensis) dipakai sebagai obat untuk mengobati penyakit neurologik dan psikiatrik. Selain efek negatif yang ditimbulkan Psilocybin mushroom sebenarnya memiliki manfaat, salah satu manfaatnya yaitu telah diteliti di seluruh dunia dan diekstraksi ke dalam bentuk obat dan dipasarkan dengan tujuan eksperimental dan sebagai agen psikoterapi.
Sebuah riset terbaru menemukan bahwa jamur ajaib (Psilocybe cubensis) memiliki potensi membantu mengobati depresi. Menurut Profesor Nutt (seorang peneliti neuropsikofarmakologi dari Imperial College London), tujuan penelitiannya tidak bermaksud untuk menyarankan makan jamur ini, tetapi pengobatan ini memiliki efek yang sangat penting untuk otak karena dapat menjelaskan kepada kita bagaimana cara otak bekerja. Para peneliti menyatakan, Psilocybin mungkin dapat menjadi suplemen efektif untuk psikoterapi. Psychedelics dianggap mampu 'memperluas pikiran’ sehingga telah banyak diasumsikan memiliki kemampuan dalam meningkatkan aktivitas otak. Bahkan, Psilocybin juga memiliki kontribusi dalam memperlambat aliran darah ke hipotalamus otak. Jadi, penjelasan ini mungkin dapat menjadi jawaban mengapa beberapa konsumen Psilocybin merasa lebih baik.
So, itulah seputar tentang jamur Psilocybe cubensis atau nama kerennya Jamur Ajaib/ Magic Mushroom.
Semoga dengan adanya ini, kalian bisa mengerti bagaimana cara kerja kandungan pada Jamur ini apabila dikonsumsi.
Sayangi tubuhmu selagi dirimu mampu untuk menyayanginya -ArinaTS-
Semoga dengan adanya ini, kalian bisa mengerti bagaimana cara kerja kandungan pada Jamur ini apabila dikonsumsi.
Sayangi tubuhmu selagi dirimu mampu untuk menyayanginya -ArinaTS-
Jaga kesehatan dan kebersihan selalu, Kawan!
Daftar Pustaka
Cunningham N. Hallucinogen Plants of Abuse; Emerg Med Australas.2008.
Erowid; Dosage Chart for Psychedelic Mushrooms. Erowid. Retrieved: 2006.
Halberstadt AL. Geyer MA: Multiple Receptors Contribute to The Behavioral Effects
of Indoleamine Hallucinogens: Neuropharmacology. 2009.
Hawari. D. H., 2012. Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika,
Alkohol & Zat Adiktif). Edisi Kedua. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Smith. A. H: Production of Psilocybin in Psilocybe baeocystis Saprophytic Culture; J
Pharm Sci. 1998.
Soemardji, Andreanus and Supradja. Pengaruh Pemberian Oral Infusa Suatu Jamur Panaeolus terhadap Aktivitas Motorik dan Rasa Ingin Tahu Mencit Jantan. Majalah Farmasi Indonesia 2003; 14(4): 182-187.
https://media.neliti.com/media/publications/112689-ID-none.pdf
https://medium.com/this-must-be-the-place/floating-over-bali-on-a-little-fluffy-mushroom-cloud-b7344a22cd30
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/b5f66e76841ebf5c2ab2ece90ae0af3f.pdf
Soemardji, Andreanus and Supradja. Pengaruh Pemberian Oral Infusa Suatu Jamur Panaeolus terhadap Aktivitas Motorik dan Rasa Ingin Tahu Mencit Jantan. Majalah Farmasi Indonesia 2003; 14(4): 182-187.
https://media.neliti.com/media/publications/112689-ID-none.pdf
https://medium.com/this-must-be-the-place/floating-over-bali-on-a-little-fluffy-mushroom-cloud-b7344a22cd30
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/b5f66e76841ebf5c2ab2ece90ae0af3f.pdf
Arina Tri Septianti_18308144035_Biologi B 2018
Wahh infonya menarik
BalasHapus