Eaaa~ Baca
judulnya sambil nyanyi ya? wkwkwk..
Engga? Yaudah deh :”
Oiya, kalo denger kata “mikoriza”, sudah tahu belum itu
apa? Makhluk apa sih? atau Siapa sih?
So, Mikoriza adalah suatu sistem perakaran
yang terbentuk dari simbiosis antara cendawan (myces) dan akar (rhiza)
dari tumbuhan tingkat tinggi yang hasil simbiosis nya itu menghasilkan struktur
khas yang fungsional dan saling menguntungkan (Nuhamara, 1987) makanya dianggap harta berharga gituu..
Kok bisa?Masih bingung?
Samaa :v
Gimana kalau kenalan dulu sama salah satu spesies mikoriza?
Gazzz lah kuy!
Kenalin nih, si
kecil Rhizophagus irregularis, salah
satu angota genk nya Glomeromycota
Biodata (klasifikasi)
agak lengkapnya bisa dicek dibawah
ini yaa..
Kingdom :
Fungi
Phylum :
Glomeromycota
Class :
Glomeromycetes
Order :
Glomerales
Family :
Glomeraceae
Genus :
Rhizophagus
Species :
Rhizophagus irregularis
(catalogueoflife.org)
Sebelum membahas
tentang manfaat besarnya yang mengakibatkan ia menjadi harta berharga, cari tahu dulu yuk, struktur si Rhizophagus irregularis ini, gimana sih?
Perhatikan yaa..
(researchgate.net)
Gambar 1. Pengamatan
Mikroskopis AMF Rhizophagus irregularis
pada potongan akar Arabidopsis sp.
Struktur dari
jamur ini bisa dilihat pada Gambar 1, bagian yang berkode A adalah arbuskula
dari fungi. Kode V adalah vesicula yang merupakan bagian hifa yang membengkak
yang fungsinya untuk menyimpan nutrisi. Kode H merupaka hifa dari Rhizophagus irregularis. Kode VC
merupakan silinder vaskuler dari tanaman inang. Kode CC merupakan kode dari sel
korteks tanaman inang.
Kalau kode dari aku, kamu udah peka belum? :v
Dah dahhh.. back to the topic guys~
Dari uraian
struktur Rhizophagus irregularis diatas
ada sesuatu yang unik, yaitu arbuskula. Apa
itu?
Arbuskula adalah
bagian hifa yang menginvasi sel korteks inang dan membentuk banyak cabang
didalam sel tersebut sehingga terlihat seperti bagian dari protoplasma sel
inangnya. Fungsinya adalah untuk pertukaran antara nutrisi dari sel korteks
tanaman inang dengan hara mineral yang telah diserap oleh fungi ini (Hafran, 2016).
Karena memiliki
arbuskula maka Rhizophagus irregularis
digolongkan dalam kelompok AMF (Arbuscular Mycorrhizal Fungi) dimana menjadi
kelompok ini adalah salah satu ciri khas dari filum Glomeromycota.
Dari uraian
tentang arbuskula itu pula dapat disimpulkan bahwa Rhizophagus irregularis juga tergolong dalam kelompok endomikoriza
yakni kelompok mikoriza yang hifa nya tumbuh masuk ke dalam sel korteks akar
inang (Masria, 2015).
Oh ya, dia
termasuk fungi yang punya tipe hifa ceonocytic,
yakni hifa nya tidak bersekat. Hifa nya berupa sel yang panjaaaaaaang dengan
beberapa nucleus (inti sel) di dalamnya
(shigen.nig.ac.jp), dari Gambar 1 sudah
cukup terlihat kan? Tidak ada sekat pada hifa nya J.
Diameter hifa
jamur ini sangaaat kecil, yaitu sekitar 2-5 μm sehingga mudah untuk menembus
pori – pori tanah yang sulit ditembus oleh rambut akar tanaman yang berdiameter
1- 20 μm (Talanca, 2010).
Okay, lanjutt..
Sekarang kita bahas bagaimana reproduksinya yuk!
Seperti yang
sudah disebutkan pada biodatanya, ia
termasuk kedalam Glomeromycota. Kelompok ini belum ditemukan reproduksi
seksualnya. Sampai saat ini baru diketahui reproduksi secara aseksualnya,
walaupun 85% gen nya justru menunjukkan bahwa kelompok ini mampu melakukan
reproduksi seksual dan melakukan meiosis (Halary, 2011). Hal ini belum
diketahui pasti penyebabnya. Kombinasi genetik dan fenotip yang ada kemungkinan
muncul dari spora yang intinya mengalami migrasi dari sel beda individu yang mengalami
fusi atau yang mengalami mitosis di dalam spora. Kelompok Glomeromycota
bereproduksi terutama melalui pembentukan spora besar (mulai dari 10μm hingga
800μm kadang hampir 1mm) dan di dalam spora tersebut berisi ratusan - ribuan
inti (tolweb.org). Penampakan spora
nya seperti ini guys..
(researchgate.net)
Gambar
2. Spora Rhizophagus irregularis
Rhizophagus irregularis ini bisa ditemukan di mana
saja?
Jika ditelusuri
secara molekuler menggunakan sistem taksa, 93% dari semua AMF ditemukan pada
lebih dari 1 benua dan 34% spesies, termasuk Rhizophagus irregularis ditemukan di seluruh benua kecuali
Antartika (Davison, 2015). Wah, luas juga
persebarannya yaa.. tapi kok bisa seluas itu? Persebarannya dapat dibantu
oleh hewan seperti misalnya oleh Burung. Selain itu, Morton (1990) berhipotesis
bahwa jamur ini sebenarnya sudah ada sejak sebelum pecahnya Pangea, maka dari
itu setelah Pangea pecah terjadilah distribusi global. Diketahui spesies ini
tidak suka dengan pH yang rendah sehingga hanya akan tumbuh di tempat yang pH
nya cukup netral (Zhou, 2017).
Nah, sekarang yuk kita bahas, mengapa Rhizophagus
irregularis jadi harta berharga?
Jamur mikoriza
arbuskular (AMF) membentuk simbiosis mutualistik dengan lebih dari 80% tanaman
vaskular (Smith dan Read, 2008). Diasumsikan bahwa jamur AMF, termasuk Rhizophagus irregularis, mampu
memperoleh nutrisi mineral lebih efisien daripada rambut akar tanaman yang
mengarah pada peningkatan penyerapan nutrisi inang mereka (Marschner dan Dell,
1994). Sebagai balasannya, mereka menerima fotosintat yang diproduksi oleh
tanaman (Keymer dan Gutjahr, 2018). Harmonis
banget yaa, kayak hubungan antara.. (isi sendiri deh :v)
Salah satu tanaman
yang bersimbiosis dengan jamur ini adalah Poncirus trifoliata (L.)
(Chen,
2017)
Gambar 3. Simbiosis antara Poncirus trifoliata (L.) dengan Rhizophagus
irregularis, yakni
dengan memperluas akar lateral (kelompok T) sehingga penyerapan air dan hara
mineral lebih efisien (terlihat dari tanamannya yang menjadi lebih subur).
Jamur mikoriza ini
adalah mikroorganisme yang membentuk simbiosis timbal balik dengan mayoritas
tanaman darat. Dalam hubungan timbal balik ini, Rhizophagus irregularis menerima senyawa karbon dari tanaman inang
dalam barter nutrisi mineral mobilitas rendah di tanah terutama P dan beberapa
zat gizi mikro seperti Zn dan Cu (Smith dan Read, 2008; Lanfranco et al.,
2018). Selain meningkatkan nutrisi hara mineral tanaman inang, ia meningkatkan
kemampuan tanaman untuk mengatasi kondisi stres biotik dan abiotik, seperti
salinitas, kekeringan dan toksisitas logam (Ruiz-Lozano, 2003; Ferrol et al.,
2016).
Rhizophagus irregularis dapat
mengurangi ketersediaan tanah akan logam berat dengan mengekskresikan senyawa
glomalin yang dapat mengurangi cukup banyak logam berat seperti Pb, Cu, Zn,
atau Cd di tanah (Purin dan Rillig, 2007). Selain itu, jamur ini dapat mengikat
logam berat ke dinding sel mereka dan membatasi transportasi logam berat ke jaringan
tanaman. Logam berat yang masih melewati jamur ini dapat didetoksifikasi dalam
sel jamur oleh senyawa khusus seperti glutathione atau metallothionein, dan
pembuangannya dilakukan dengan vakuola atau dengan memompakannya keluar dari
sel (Binz dan Kägi, 1999) sehingga dapat dikatakan bahwa jamur ini cukup
toleran terhadap kandungan tinggi logam berat. Kemampuan dalam mengikat logam
berat tersebut juga mengakibatkan ia dapat mengatasi masalah defisiensi logam
berat seperti Cu, Cd dan Zn pada tanaman inangnya.
Sebenarnya kemampuan
tersebut cenderung dikarenakan adanya peristiwa adaptasi, namun walaupun tingkat
toleransi logam berat jamur ini dapat menurun atau bahkan hilang jika disimpan
di substrat bebas logam berat (Malcová, 2003), kemampuan adaptasi menjadi jamur
yang toleran dan dapat mengikat logam berat ini cukup penting bagi kehidupan tanaman.
Penelitian terbaru
juga menyoroti perlunya kondisi gizi tertentu salah satunya adalah K. Pada tanaman M. truncatula yang bersimbiosis dengan Rhizophagus irregularis mengakumulasi lebih banyak biomassa
daripada tanaman kontrol ketika terkena kekurangan K (Garcia et al., 2017).
Dari
uraian – uraian diatas, sangat jelas bukan? Peran mikoriza yang cukup penting,
menjadian ia layaknya harta berharga yang dimiliki oleh tumbuhan.
Sekarang
coba bayangkan, jika saja tidak ada si kecil Rhizophagus irregularis dan teman – teman sebangsanya. Banyak tanaman
akan sulit beradaptasi dengan lingkungan. Tanaman akan cepat mati karena
kekurangan hara atau bahkan keracunan hara tersebut dan dapat merugikan para Petani.
Gencarnya Revolusi Industri yang dilakukan manusia sejak dahulu hingga sekarang
pun menyebabkan banyak sekali limbah, salah satunya berupa logam berat, yang
dilepaskan ke lingkungan. Jika saja tidak ada si Rhizophagus irregularis dan logam berat tersebut diserap tanaman
pangan ataupun tanaman pakan ternak, tentu akan meracuni konsumen nya bukan? Bayangkan
jika terjadi biomagnifikasi logam berat hingga sampai ke organisme yang dijadikan
panganan oleh manusia, bukankah tentu akan merugikan manusia?
Naah, sudah baca penjelasannya? begitu deh
ceritanyaa.. benar harta berharga seperti pada potongan lirik lagu tadi kan? :3
Oh ya, ada sedikit pesan nih dari pembahasan kali
ini..
coba perhatikan, jika organisme yang sangat kecil
saja bisa bermanfaat besar, bagaimana denganmu?? Jangan sampai kalah yaa! ^^
Okay,sampai disini dulu perkenalan dengan Mikoriza
si Harta Berharga ini yaa.. semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kalian
Terimakasih sudah membaca ^^
salam mikologi ^^
DAFTAR PUSTAKA
Binz.,
Kägi. 1999. Metallothionein IV. Switzerland: Birkhäuser, Basel.
Chen,
et al. 2017. Arbuscular Mycorrhizal Fungus
Enhances Lateral Root Formation in Poncirus
trifoliata (L.) as Revealed by RNA-Seq Analysis. Frontiers in plant science.[8] : 1-13.
Davison,
et al. 2015. Global Assessment Of
Arbuscular Mycorrhizal Fungus Diversity Reveals Very Low Endemism. FUNGAL SYMBIONTS.
Ferrol,
N., Tamayo, E., and Vargas, P. 2016. The heavy metal paradox in arbuscular
mycorrhizas: from mechanisms to biotechnological applications. J. Exp. Bot. [67] : 6253–6265.
Garcia
et al. 2017. In Vivo Characterization
of an AHR-Dependent Long Noncoding RNA Required for Proper Sox9b Expression. Molecular pharmacology .91(6): 609-619.
Giovannetti
M, Sbrana C, Strani P, Agnolucci M, Rinaudo V, Avio L. 2003. Genetic diversity
of isolates of Glomus mosseae from different geographic areas detected by
vegetative compatibility testing and biochemical and molecular analysis. Applied and Environmental Microbiology
69: 616–624
Hafran,
dkk. 2016. Identifikasi Cendawan
Arbuskula Dari Perakaran Tanaman Perbatasan. GENESIS. [4]: 16
Halary
S, Malik S-B, Lildhar L, Slamovits CH, Hijri M, Corradi N. 2011.Conserved
meiotic machinery in Glomus spp., a putatively ancient asexual
fungal lineage. Genome Biology and
Evolution. 3:950–958.
Keymer
et al. 2018. Lipid Transfer From
Plants To Arbuscular Mycorrhiza Fungi. Elifescience.
1 – 33.
Lanfranco
L, Fiorilli V, Venice F, Bonfante P. 2018. Strigolactones cross the kingdoms:
plants, fungi, and bacteria in the arbuscular mycorrhizal symbiosis. Journal of Experimental Botany [69] :
2175– 2188
Malcová,
et al. 2003. Metal-free cultivation
of Glomus sp. BEG 140 isolated from Mn-contaminated soil reduces tolerance to
Mn. Mycorrhiza. [13]: 151-157.
Marschner,
H. and Dell, B. 1994. Nutrient Uptake In Mycorrhizal Symbiosis. Plant Soil. [159] : 89-102.
Masria.
2015. Peranan Mikoriza Vesikular Arbuskula (MVA) Untuk Meningkatkan Resistensi
Tanaman Terhadap Cekaman Kekeringan Dan Ketersediaan P Pada Lahan Kering. PARTNER. 1 : 48-56
Morton,
J.B. & Benny, G.L. 1990. Revised classification of arbuscular mycorrhizal
fungi (Zygomycetes): a new order, Glomales, two new suborders, Glomineae and
Gigasporineae, and two new families, Acaulosporaceae and Gigasporaceae, with an
emendation of Glomaceae. Mycotaxon 37:
471-491.
Nuhamara,
S, T. 1987. Suspected Ectomycorrhyzal Fungi Commonly Associated With
Dipterocarpaceae. Internal report. BIOTROP : Bogor.
JM
Ruiz, Lozano. 2003. Arbuscular mycorrhizal symbiosis and alleviation of osmotic
stress. New perspectives for molecular studies. Mycorrhiza. [13] :309–317.
Purin,
S., Rillig M C. 2007. The arbuscular mycorrhizal fungal protein glomalin:
Limitations, progress, and a new hypothesis for its function. Pedobiologia .[51] : 123—130
Smith,S.
Read, D. 2008. Mycorrhizal Symbiosis 3rd
Edition.US : Academic Press.
Talanca,
Haris. 2010. Status Cendawan Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) Pada Tanaman. Prosiding Pekan Serealia Nasional. Balai
Penelitian Tanaman Serelia Sulawesi Selatan.
Zhou,
et al. 2017. External hyphae of
Rhizophagus irregularis DAOM 197198 are less sensitive to low pH than roots in
arbuscular mycorrhizae: evidence from axenic culture system. South China Agricultural University.
Catalogueoflife.org
diakses
pada 20 Maret 2020 pukul 04.19 WIB.
researchgate.net
diakses
pada 20 Maret 2020 pukul 03.02 WIB.
Shigen.nig.ac.jp
diakses
pada 20 Maret 2020 pukul 16.34 WIB.
tolweb.org
diakses pada 20 Maret 2020 pukul 18.04 WIB.
by: Dhiya
Khairunnisa Islami Hana 18308144014 Biologi E 2018
Wah, keren artikelnya, jadi tambah pengetahuan trntang jamur. Cepet gede ya baby baby jamur di lab mikro yang tiap minggu ditengokin mulu
BalasHapusMantap, sangat bermanfaat nihh, bahasanya gak kaku dan kekinian, jadi ngga ngebosenin pas baca. Terimakasih kak ilmunyaa hehe, semangat menulis :D
BalasHapusMasyaAllah...Maha Besar Allah dengan segala ciptaan-Nya. Terimakasiih kakak atas ilmu yang diberikan. TabarakAllah. Sukses selalu Kak Dhiya.😻
BalasHapusManjiww lah kakak Dhiya 🤭
BalasHapusTerima kasih kak, sgt membantu
BalasHapusJoooss masook btw yang nulis sapa ya kalau cewek mau aku ajak kenalan😊
BalasHapusLanjutkan
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWahhh kereeeen.. Terimakasih admin infonya :))
BalasHapusMasyaAllah, terimakasih udah nambah pengetahuan dikit2 lah ttg jamur hehe. Btw mau tanya nih ke penulis, apa makna dari mengurangi ketersediaan tanah di paragraf "Rhizophagus irregularis dapat mengurangi ketersediaan tanah akan logam berat dengan mengekskresikan senyawa glomalin yang dapat mengurangi cukup banyak logam berat seperti Pb, Cu, Zn, atau Cd di tanah (Purin dan Rillig, 2007)" ?
BalasHapusWah artikel yang sangat bagus, bahasanya juga mudah dipahami. Oh iya, mau tanya mengenai habitat mikoriza. Dikatakan diatas kalau spesies ini tidak suka hidup di pH rendah melainkan hidup pada pH yang cenderung netral. Namun apakah hal itu mengartikan bahwa spesies ini akan mati pada pH rendah atau pH netral?
BalasHapusTerimakasih
*atau pH tinggi?
HapusMasyaAllah, tulisan yang bagus dan sangat bermanfaat.
BalasHapusKak, saya mau tanya, jamur mikoriza ini dalam kehidupan sehari-hari, bisa didapatkan dimana ya? Semisal untuk pengambilan sampel pengamatan.
Terima kasih 😊 Tetap semangat kakak ☺
Sangat bermanfaat, terima kasih
BalasHapusKereeeen.. sangat menarik dan bermanfaat..
BalasHapusMantap nih bisa untuk mengatasi pencemaran limbah logam berat.
BalasHapusSemangat dhiya... Dhiy, aku mau tanya ya, kan katanya Rhizophagus irregularis ini bisa ditemukan pada lebih dari 1 benua dan 34% spesies, termasuk Rhizophagus irregularis ditemukan di seluruh benua kecuali Antartika. Kenapa Rhizophagus irregularis ngga bisa beradaptasi di Antartika?
BalasHapusMantap niy, informasinya sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih kak Dhiya sudah menambah pengetahuan tentang jamur :)) Lanjutkan yaa :))
BalasHapusBerarti jamur tersebut dapat mengurangi paparan limbah logam berat ya min?
BalasHapusSangat bermanfaat nih
Uwaww. Jadi nambah ilmu deh. Makasih kakak :))
BalasHapusAlhamdulillah kak, nambah ilmu banget deh, dengan bahasa yang receh juga ekwkk :"v
BalasHapusSama ini mau tanya , disitu disebutkan persebarannya itu bisa lewat hewan misalnya burung, nah itu caranya gimana yah kak?, dan mungkin bisa disebutkan lagi hewan lain yang mungkin berperan dalam persebarannya sama caranya bagaimana gitu kak?
Sekiannn~
Semangatt eaaa~ ^_^
Kapasitas logam berat yg bisa mereka ikat ke dinding sel mereka berapa gram?
BalasHapusmasya Allah jd tambah ilmu pengetahuan, terimakasihh dhi, semangaatt jg kuliahnya!
BalasHapus