HARI GINI MASIH PANUAN? (AW MALU BANGET) Yuk kenalan sama Malassezia furfur, si jamur penyebab panu!
Hari gini masih panuan? Apa si sebenarnya panu itu? Apakah benar disebabkan karena jamur? Aw malu banget ya kalau panuan? Indonesia rawan panu ya? Penasaran kan, yuk simak informasi dibawah ini ya.
A.
Pityriasis Versicolor
Pityriasis Versicolor atau
dikenal dengan panu adalah infeksi jamur superfisial ditandai dengan perubahan
pigmen kulit akibat kolonisasi stratum korneum oleh ragi lipofilik dari genus Malassezia,
Malassezia furfur (dikenal juga sebagai Pityrosporum orbiculare,
Pityrosporum ovale, Malassezia ovalis). Malassezia furfur merupakan
flora normal pada kulit yang dapat berubah menjadi bentuk patogen dalam kondisi
tertentu, seperti lingkungan dengan suhu dan kelembaban tinggi, produksi
kelenjar sebum dan keringat, genetik, keadaan imunokompromais, dan keadaan
malnutrisi. Malassezia menghasilkan berbagai senyawa yang mengganggu
melanisasi kulit sehingga menyebabkan perubahan pigmentasi kulit (Mahmoud YAG,
2014:975-1491).
Dibawah kondisi yang sesuai, Malassezia furfur berubah
bentuk dari bentuk saporofit ke bentuk miselial yang bersifat lebih patogenik.
Faktor-faktor yang berperan dalam transisi miselial yaitu; lingkungan yang
hangat dan lembab, higienitas yang kurang, penggunaan kontrasepsi oral, faktor
genetik, penggunaan kortikosteroid sistemik dan antibiotik jangka lama,
penyakit Cushing, terapi imunosupresan, hiperhidrosis, dan keadaan kurang gizi
(Heffernan & Janik, 2008).
B.
Penyebaran
Pityriasis Versicolor banyak
dijumpai di daerah tropis dikarenakan tingginya suhu dan kelembaban lingkungan,
diperkirakan 40-50% dari populasi di negara tropis terkena penyakit ini.
Penyakit ini dapat menyerang semua usia, namun paling banyak pada usia 16-20
tahun (Partogi D, 2008).
Di Indonesia sendiri belum ada data mengenai angka kejadian Pityriasis
Versicolor, namun di Asia dan Australia pernah dilakukan percobaan secara
umum pada tahun 2008 dan didapatkan angka yang cukup tinggi karena mendukungnya
iklim di daerah Asia (Rai MK, 2009).
Eitsss, sampai sini
dah paham belum? Yuk simak lebih lanjut informasi selanjutnya.
C.
Klasifikasi Jamur Malassezia furfur
Kingdom : Fungi
Divisio :
Basidiomycota
Class :
Hymenomycetes
Ordo :
Tremellales
Family :
Filobasidiaceae
Genus :
Malassezia
Spesies : Malassezia furfur
(NCBI, 2014).
D.
Morfologi dan Sifat
Gambar 2. Gambaran mikroskopik dari khamir Malassezia
yang memperlihatkan adanya bentuk hifa dan khamir dengan bentuk seperti
spaghetti dan bola bakso [de Hoog et al., 2000].
Malassezia furfur merupakan salah satu spesies jamur
yang bersifat lipofilik dan bersifat dimorfik dimana jamur ini dapat memiliki
dua bentuk yaitu yeast dan mold (Bramono dan Budimulja, 2015). Jamur ini banyak
ditemukan pada permukaan kulit manusia sehingga dapat dikatakan bahwa jamur ini
juga bersifat flora normal pada manusia (Rukayadi et al, 2012).
Bentuk
Malassezia furfur berupa
hifa-hifa pendek, lurus atau bengkok berkelompok, spora bulat berkelompok dan
berukuran 3-8 µm (Prianto, 2008). Jamur Malassezia
furfur memiliki
struktur morfologi yang khas dan dapat dibedakan dengan jenis fungi yang lain.
Secara mikroskopik, sel Malassezia
furfur berupa
sel-sel bulat, bertunas, berdinding tebal, serta hifanya pendek dan tidak lurus
serta memiliki spora bulat berkelompok yang berukuran 3-8 μm. Malassezia furfur juga menghasilkan konidia yang sangat kecil (mikrokonidia)
pada hifanya. Selain itu pada pemeriksaan mikroskopik juga akan terlihat adanya
kombinasi pertumbuhan fase hifa dan yeast sehingga terlihat bentuk seperti
sphagetti dan bola-bola bakso yang sebenarnya merupakan untaian spora dan hifa
yang saling bergabung satu sama lainnya (Adiyati dan Pribadi, 2014).
E. Reproduksi
Pada fase hifa Malassezia furfur bereproduksi dengan
menghasilkan mikrokonidia dan makrokonidia, multiseptat, berbentuk gelondong
yang jauh lebih besar daripada mikrokonidianya (http://eprints.undip.ac.id/ diakses pada tanggal 19 Maret 2020 pada pukul 20:49 WIB).
Gambaran mikroskopis M. furfur
menunjukkan sel-sel yeast yang beragam yaitu berbentuk bulat, oval, elips,
silindris, secara umum berupa gambaran sel-sel bulat telur kecil (Sutanto, 2008).
Gambar
3. Morfologi koloni M.furfur pada media SGA (a) dan Gambaran mikroskopis
M.furfur (b)
F. Cara Penularan
Sebagian besar kasus PVC terjadi
karena aktivasi Malassezia furfur pada tubuh penderita sendiri
(autothocus flora), walaupun dilaporkan pula adanya penularan dari individu
lain. Kondisi patogen terjadi bila terdapat perubahan keseimbangan hubungan
antara hospes dengan ragi sebagai flora normal kulit. Dalam kondisi tertentu Malassezia
furfur akan berkembang ke bentuk miselial, dan bersifat lebih patogenik.
Keadaan yang mempengaruhi keseimbangan antara hospes dengan ragi tersebut
diduga adalah faktor lingkungan atau faktor individual. Faktor lingkungan
diantaranya adalah lingkungan mikro pada kulit, misalnya kelembaban kulit. Sedangkan
faktor individual antara lain adanya kecenderungan genetik, atau adanya
penyakit yang mendasari misalnya Sindrom Cushing atau malnutrisi (Partogi,
2008).
G. Patogenesis
Pityriasis versicolor timbul bila
Malassezia furfur berubah bentuk menjadi bentuk miselia karena adanya faktor
predisposisi, baik eksogen maupun endogen (Budimulja, 2010).
1. Faktor eksogen meliputi suhu, kelembaban udara dan keringat, Hal
ini merupakan penyebab sehingga PVC banyak dijumpai didaerah tropis dan pada
musim panas di daerah sub tropis. Faktor eksogen lain adalah penutupan kulit oleh
pakaian atau kosmetik dimana akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi CO2, mikroflora
dan pH (Partogi, 2008).
2. Sedangkan faktor endogen meliputi malnutrisi, dermatitis
seboroik, sindrom cushing, terapi imunosupresan, hiperhidrosis, dan riwayat keluarga
yang positif. Disamping itu bisa juga karena Diabetes Melitus, pemakaian
steroid jangka panjang, kehamilan, dan penyakit -penyakit berat lainnya yang
dapat mempermudah timbulnya PVC (Partogi, 2008).
Nah segitu dulu
ya informasi yang dapat saya berikan. Tidak hanya covid-19 yang perlu
diwaspadai, panu juga lho hehe. So tetap jaga kebersihan dan kesehatan ya all. Sekian
dan terimakasih. Mohon maaf apabila banyak kesalahan ataupun kata-kata yang
kurang tepat. Saya sebagai penulis sangat berterimakasih apabila pembaca
memberi kritik, saran, maupun pertanyaan yang dapat membangun. Terimakasih banyak
sudah menyempatkan untuk membaca blog kami. Sampai jumpa pada kesempatan
selanjutnya. See u...
Salam bahagia
selalu J
Rizky
Nur Rahmawati/ 18308141018/ Biologi B 2018
Daftar Pustaka:
1.
Adiyati,
Pradipta nuri, Eko Sugeng Pribadi, 2014, Malassezia spp. dan Peranannya sebagai
Penyebab Dermatitis pada Hewan Peliharaan, Jurnal Veteriner Desember 2014 Vol.
15 No. 4.
2. Bramono
K. Onikomikosis Dalam Budimulja, Editor Dermatomikosis superfisialis. Jakarta:
BP-FKUI. 2015: 46-54.
3. De
Hoog, G. S., Guarro, J., Gene, J., dan Figueras, M. J. 2000. Atlas of Clinical
Fungi. 2nd Edition. Vol. 1. Centraalbureau voor Schimmelcultures, Utrecht, The
Netherlands. 1126.
4. Janik
M P, Heffernan M P. Warts. 2008. Dalam: Freedeberg I M et al. Fitzpatrick’s
Dermatology in General Medicine. Ed 7. Vol 2. New York: McGraw Hill Book
Co. 2008: 1822-1828.
5. Mahmoud
YAG, Metwally MA, Mubarak HH, Zewawy NE. Treatment of tinea versicolor caused
by Malassezia furfur with dill seed extract: an experimental study. J Pharm
Pharmaceut Sci. 2014;7(2):975-1491.
6.
NCBI,
Malassezia furfur, viewed 19 March 2020, from http//ncbi.nlm.nih.gov.
7. Partogi,
D. (2008). Pityriasis versicolor dan diagnosis bandingnya.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3417/1/08E00851.pdf. Departemen
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK USU. Medan.
8.
Prianto,
J., (2008), Atlas Parasitologi Kedokteran, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
9. Rai
MK, Wankhade s. Tinea versicolor - an epidemiology. J Microbial Biochem
Technol. 2009;1(1):51-6.
10. Rukayadi,
Y., et al, 2012,. Anti Fungal Activity Of Methanolic Extract Of Usnea sp.
Against M. furfur.
Mantap dek, nambah info sip.
BalasHapusWah menarik sekali, sgt beefaedah terimakasih infonya kak, sukses terus ya
BalasHapuskak mau nanya dong kapan Malassezia furfur berbentuk yeast dan kapan berbentuk mold? Terimakasii
BalasHapusTerimakasih infonya :)
BalasHapusTerimakasih infonya kak. Sangat bermanfaat sekali :))
BalasHapusBerfaedah banget infonya ☺️
BalasHapusJamur ini bisa menyerang binatang gak
BalasHapusGood information��
BalasHapusassallamuallaikum. mau nanya dong min, menarik jamur nya, di artikel jamur hanya dijumpai di daerah tropis dikarenakan tingginya suhu dan kelembaban lingkungan, apakah pada daerah non tropis, jamur ini dapat berdaptasi atau menyesuiakan dengan suhu dan tubuh seperti apa ya min.? makasih:)
BalasHapusUmunya berapa lama sih ini jamur menginfeksi kulit ? makasih sebelumnya
BalasHapus