Hallo sobat..!
Udah mulai bosan ya sama kuliah online dan tugas-tugas yang bejibun? Dari pada sambat ngga abis-abis yukk tambah pengetahuan mu disini!
Plastik masih menjadi tokoh utama bagi
permasalahan lingkungan saat ini. Yap! Siapa sih yang tak kenal dengan benda
yang satu ini. Si plastik yang awalnya menjadi kawan bagi masyarakat ini, kini
telah menjadi lawan yang mengancam kualitas lingkungan. Karena seperti yang
kita tahu plastik terbuat dari material polimerik yang tidak mudah terurai dan
sifatnya yang xenobiotik (senyawa asing bagi makhluk hidup) membuta mereka menjadi
masalah yang mengancam kulaitas lingkungan di seluruh dunia
(Alvarez-Barragan et al., 2016). Data
yang pernah dipublikasikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
pada tahun 2019 menyebutkan jumlah rata-rata produksi sampah di Indonesia
mencapai 175.000 ton per hari atau setara dengan 64 juta ton per tahun. Tahun kemarin loh
itu, apa kabar tahun ini ya?
Namun sayangnya peningkatan jumlah sampah
plastik ini tak sebanding dengan tingkat kesadaran masyarakat terhadap
bahayanya. Meskipun sebagian masyarakat sudah mulai menerapkan kebiasaan zero waste dan berusaha untuk mengelola
sampah menjadi barang yang lebih berguna, namun hal ini tak lantas langsung
menyelesaikan permasalahan sampah plastik lho sobat. Kenapa? Karena penggunaan
plastik dikalangan masyarakat sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk
dihilangkan. Nahh ini nih yang menjadi PR
kita sebagai mahasiswa untuk mengkampanyekan zero waste kepada masyarakat umumJ
Plastik
dibuat dari bahan sintesis seperti polyethylene,
polypropylene, polystyrene, polyester polyurethane (PU), polyvinylchloride
(PVC), polyethylene terephthalate (PET), polytetraflouro- ethylene (PTFE),
nylon and polycarbonate. PU adalah polimer yang digunakan dalam berbagai
aplikasi seperti pembuatan ban, gasket, bumper, serat, busa plastik, kulit
sintetis, jaket, perekat, cat, spons dan bantal, barang karet, di mobil dan isolasi
kulkas dll. yang semuanya tidak mudah rusak. Diperkirakan produksi tahunan PU
di seluruh dunia adalah sekitar 8 juta ton (Mt) yang cenderung meningkat
sebesar 45% setiap tahun (Matsumura et al., 2006). Wow ngeri yaa sobat, bayangin kalau itu terus-terusan terjadi, mungkin
beberapa tahun kedepan bumi kita ini akan menjadi lautan sampahL
Nahh,
akhir-akhir ini dikenal istilah biodegradasi untuk menangani permasalahan sampah. Biodegradasi? Apa
tuh? Biodegradasi adalah proses dimana organisme mampu mendegradasi atau
memecah polimer alam (seperti lignin dan selulosa) dan polimer sintetik (seperti
polietilen dan polistiren) (J.E. Glass, dan G. Swift, 1989). Organisme
mendegradasi polietilen dan poliuretan dengan memanfaatkannya sebagai sumber
karbon untuk pertumbuhan organisme tersebut (G. Swift, 1997). Degradasi polimer
tersebut akan membentuk formasi biofilm pada permukaan polimer. Proses
degradasi diawali dengan polimer yang dirubah menjadi monomer kemudian monomer
ini dimineralisasi. Sebagian besar polimer terlalu besar untuk melalui membaran
sel, jadi polimer harus dipolimerisasi menjadi monomer yang lebih kecil sebelum
dapat diserap dan didegradasi dalam sel mikroba (G. Swift, 1997).
Pada tahun 2018, dalam laporan The State
of The World’s Fungi 2018 ada penemuan mengejutkan dari seorang peneliti di
Royal Botanical Gardens, Kew, London, yang mengemukakan bahwa jamur Aspergillus
tubingensis yang ditemukan di TPS Islamabad, Pakistan ini dapat
mendegradasi limbah plastik dalam hitungan minggu. Sebelumnya, penelitian
Khan et al. (2017) melaporkan bahwa jamur ini mampu
mendegradasi plastik jenis polyester polyurethane (PU).
Berdasarkan
penelitian (Khan, S., et al, 2017), proses degradasi plastik oleh Aspergillus tubingensis dimulai dengan pertumbuhan
dan penyebaran hifa pada permukaan PU, kemudian Aspergillus tubigensis ini akan mensekresikan enzim pendegradasi
yaitu enzim PETase, sehingga ikatan polimer PU akan dipecah menjadi ikatan monomer (yang lebih sederhana) sehingga
akan menyebabkan plastik mengalami perubahan warna, kehilangan kekuatan tarik dan retak
serta terdapat lubang-lubang. Dalam beberapa minggu plastik tersebut akhirnya
mampu diurai secara alami. Enzim ini bekerja optimum pada suhu 370C (Lesuisse, E., Schanck, K., Colson, C.,
1993).
Aspergillus tubingensis bukanlah jenis spesies baru, pada
tahun 1930 jamur ini telah ditemukan oleh Raoul Mosseray. Aspergillus tubingensis ini biasa ditemukan di daerah tropis
seperti Thailand dan Cina, namun dapat juga ditemukan di daerah subtropis dengan
lingkungan yang lebih hangat. Jamur ini juga dinilai memiliki
resistensi kuat terhadap sinar ultraviolet dan mampu hidup di lingkungan bersuhu
tinggi sekitar 30 hingga 370C.
Klasifikasi Aspergillus
tubingensis
Kingdom
: Fungi
Divisio :
Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Aspergillaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus
tubingensi
Sumber : www.uniport.org
Reproduksi
jamur Aspergillus tubingensis terdiri
dari dua yaitu aseksual dan seksual. Siklus aseksual dimulai ketika
miselium, yang berkembang dari spora haploid tunggal, berdiferensiasi menjadi
sel kaki dan kepala spora. Banyak spora aseksual identik yang dikenal sebagai
konidia atau konidiospora terbentuk (lihat siklus aseksual pada gambar). Sedangkan
reproduksi seksualnya termasuk dalam tipe heterotalik yaitu
reproduksi yang memerlukan adanya dua soma serasi yang saling melebur untuk
terjadinya reproduksi secara seksual dalam melengkapi daur hidup jamur. (Casselton and
Zolan, 2002).
Nahh,
sampai sini dulu yaa pembahasan kita tentang Aspergillus tubingensis jamur hitam si pemakan plastik. Jamur ini
adalah salah satu contoh organisme yang dapat menguraikan sampah plastik. Masih
ada organisme lainnya yang dapat menguraikan plastik loh. Dengan memanfaatkan
organisme-organisme tersebut secara optimal bisa jadi ini dapat menjadi solusi
tepat untuk menangani permasalahan sampah plastikJ Yukk cintai lingkungan dimulai dari
diri kita sendiri!
Salam Lestari, Salam Konservasi!
Daftar
Pustaka
Alvarez-Barragan, J., Domínguez-Malfavon,
L., Vargas-Suarez, M., Gonzalez- Hernandez, R., Aguilar-Osorio, G.,
Loza-Tavera, H., 2016. Biodegradative activities of selected environmental
fungi on a polyester polyurethane varnish and polyether polyurethane foams.
Appl. Environ. Microbiol. 82, 5225e5235. http://
dx.doi.org/10.1128/AEM.01344-16
Casselton, L and Zolan, M. 2002. The Art
and design of genetic screens filamentous fungi. Nature Review Genetics, 3 (9), 683-697
G. Swift. 1997. “Non
-Medical Biodegradable Polymers: Environmentally Degradable Polymers”. In: Domb
AJ, Kost J, Wiseman DM, editors. Handbook of Biodegradable Polymers. Amsterdam:
Harwood Academic.
J.E. Glass, dan G. Swift
. 1989. “Agricultural and Synthetic Polymers, Biodegradation and Utilization
ACS Symposium Series 433”. American Chemical Society, Washington DC.
Khan, S., et al., Biodegradation
of polyester polyurethane by Aspergillus tubingensis, Environmental Pollution
(2017), http://dx.doi.org/10.1016/j.envpol.2017.03.012.
Lesuisse, E., Schanck,
K., Colson, C., 1993. Purification and preliminary character- ization of the
extracellular lipase of Bacillus subtilis 168, an extremely basic pH- tolerant
enzyme. Eur. J. Biochem.
Matsumura, S., Soeda, Y.,
Toshima, K., 2006. Perspectives for synthesis and pro- duction of polyurethanes
and related polymers by enzymes directed toward green and sustainable chemistry.
Appl. Microbiol. Biotechnol. 70 (1), 12e20
www.nationalgeographic.grid.id/read/13937013/jamur-asal-pakistan-ini-bisa-memakan-plastik-solusi-mengatasi-sampah, diakses
pada 19 Maret 2020 pukul 16.30 WIB.
www.experts.umn.edu/en/publications/sexual-reproduction-in-aspergillus-tubingensis-from-section-nigri, diakses
pada 19 Maret 2020 pukul 18.04 WIB
www.indopos.co.id/read/2019/07/07/180601/wow-indonesia-produksi-64-juta-ton-sampah-per-tahun/
diakses pada 19 Maret 2020 pukul 20.30 WIB.
www.semanticscholar.org/paper/Control-of-sexual-reproduction-in-Aspergillus
Ashour/822b66f61009c560db64ee4bd9c2c821195fa638/figure/0, diakses
pada 19 Maret 2020 pukul 21.05 WIB
Nuzul Jauharoh Azizah Ulfah/18308141010/Biologi B
Kerenn
BalasHapusKeren
BalasHapusWah menarik sekalii,, jamur ini di alam (dengan substrat bukan plastik) dapat ditemukan tidak ya min ? Jika iya, dapat hidup di manakah ia ?
BalasHapusBisa kak, seperti yang sudah dijelaskan diatas jamur ini biasanya ditemukan didaerah tropis dan biasanya ada didalam tanah:)
Hapusgood. Terimakasih infonya:)
BalasHapus