Langsung ke konten utama

RAHASIA JAMUR PEMBUNUH KATAK


RAHASIA JAMUR PEMBUNUH KATAK
 
Hello frens!
Pasti kalian bertanya-tanya apasih jamur pembunuh katak?
Nah yuk markimak (mari kita simak)😁

 
Gambar 1. Katak yang terkena penyakit Chytridiomycosis 

Jamur pembunuh katak atau jamur Chytrid memiliki nama ilmiah Batrachochytrium dendrobatidis merupakan jamur patogen yang menyebabkan penyakit Chytridiomycosis atau infeksi kulit pada katak. Menurut Longcore et al. (1999) jamur ini termasuk ke dalam divisi Chytridiomycota sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Fungi
Divisi               : Chytridiomycota
Class                : Chytridiomycetes
Ordo                : Rhizophydiales
Genus              : Batrachochytrium
Species            : Batrachochytrium dendrobatidis

MORFOLOGI DAN STRUKTUR
Batrachochytrium dendrobatidis memiliki thallus dan rhizoid. Rhizoid ini berfungsi untuk memperluas areal absorbsi dan melekat pada substrat. Membentuk hifa namun pertumbuhan hifa terbatas. Hifanya mengandung banyak inti dan tidak mempunyai sekat (senositik). Menghasilkan zoosporangia berdinding halus dan umumnya berbentuk bulat. Setiap zoosporangium memiliki tabung yang berfungsi untuk melepaskan zoospora dewasa.  Zoospora berukuran 3-5 µm, memiliki tubuh yang memanjang dengan satu flagel, ribosom pada zoospora terletak di tengah (sekitar nukleus). Area ribosom dikelilingi oleh reticulum endoplasma, mitokondria, dan mikrolipid yang sangat kompleks (Longcore et al, 1999).
Gambar 2. Struktur zoospora Batrachochytrium dendrobatidis

Gambar 3. Morfologi Batrachochytrium dendrobatidis

KARAKTERISTIK PATOGEN
Jamur ini menginfeksi lapisan kulit pada katak yang mengandung keratin, menggunakan keratin sebagai nutrisi. Mengandung berbagai enzim dan esterase proteolitik yang membantu mencerna sel amfibi. Mempunyai kemampuan merubah keseimbangan kandungan zat-zat elektrolit pada tubuh katak padahal kulit merupakan bagian terpenting dari amphibi. Selain berfungsi dalam pernapasan, kulit katak juga berfungsi sebagai pori-pori aliran zat-zat elektrolit. Seperti yang telah kita ketahui amfibi “minum” air dan menyerap garam penting (elektrolit) seperti natrium dan kalium melalui kulit bukan melalui mulut. Pori-pori kulit katak yang dihinggapi jamur ini akan menyempit. Hal ini, sehingga menyebabkan katak dehidrasi, susah bernafas hingga berujung pada kematian (henti jantung akibat zat elektrolit yang tidak seimbang) (Voyles et al, 2009).
Batrachochytrium dendrobatidis juga dapat menginfeksi bagian mulut pada kecobong yang mengandung keratin, tetapi bukan menginfeksi kulit berudu. Hal ini dikarenakan kulit berudu mengandung sedikit keratin. Amphibi  yang terinfeksi akan menunjukkan abnormal pada postur tubuh, kulit memerah atau berubah warna, terlihat lesu, refleks ketika diberi rangsangan berkurang, pendarahan pada kulit yang menyebabkan kulit rusak dan luruh (Daszak et al, 1999).

Gambar 4. Kulit memerah pada Rana muscosa akibat penyakit Chytridiomycosis
(Dr. Vance T. Vredenburg)
SIKLUS HIDUP

Gambar 5. Siklus hidup Batrachochytrium dendrobatidis
     (Rosenblum et al, 2010)
Batrachochytrium dendrobatidis memiliki dua tahap siklus hidup. Yang pertama adalah zoospora yang dapat ditularkan melalui air dengan motil di mana ia menyebar. Yang kedua adalah thallus monosentris stasioner yang berkembang menjadi zoosporangia tunggal (wadah untuk zoospora). Zoospora mengarahkan dirinya sendiri dan menempel pada lapisan terluar keratin dari katak. Setelah zoospora mencapai inangnya, ia berkembang menjadi thallus, dan memulai bagian reproduksi dari siklus hidupnya. Kemudian zospora berkembang menjadi zoosporangia, yang dapat menghasilkan lebih banyak zoospora yang dapat menginfeksi kembali inang, atau dilepaskan ke lingkungan akuatik di sekitarnya (Berger L. et al, 2005).
 
HABITAT
Jamur Chytrid umumnya hidup di daerah dataran tinggi karena jamur ini sensitif pada panas dan cahaya ultra violet. Sehingga jamur ini hidup subur pada kondisi dingin dan lembab, oleh sebab itu infeksi Chytridiomycosis biasanya terjadi pada jenis-jenis katak yang hidup di dataran tinggi. Tetapi tidak bisa dipungkiri jika infeksi Chytridiomycosis dapat menyerang pada katak yang hidup di dataran rendah. Hal ini bisa disebabkan adanya kontak langsung antara hewan yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi seperti pada saat dipenangkaran (Kusrini et al, 2008).

PERSEBARAN
Batrachochytrium dendrobatidis berasal dari Afrika dan diangkut ke negara lain melalui perdagangan global Xenopus laevis (katak cakar). Batrachochytrium dendrobatidis telah ditemukan pada lima benua termasuk Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Oceana (termasuk Australia dan Selandia Baru), dan Afrika (Webb et al,2005)
Lithobates catesbeianus (Kodok Amerika), yang juga diperdagangkan secara luas, juga dianggap sebagai pembawa penyakit ini karena kerentanannya yang rendah terhadap infeksi Batrachochytrium dendrobatidis. Katak sering lolos dari penawanan dan dapat membentuk populasi liar di mana ia dapat menyebabkan penyakit ke daerah baru. Infeksi ini telah dikaitkan dengan kematian massal amfibi di Amerika Utara , Amerika Selatan , Amerika Tengah , Eropa dan Australia. Batrachochytrium dendrobatidis ini menyebabkan kepunahan kodok yang tajam di Australia (Kats LB, 2003).
INFO PENTING! BERDASARKAN KABAR BERITA TEKNO TEMPO:
Di Indonesia, penyakit Chytridiomycosis juga banyak ditemukan, terutama menyerang pada katak yang hidup di perairan, diduga jamur Batrachochytrium dendrobatidis ini tersebar melalui saluran air yang kotor dan terpolusi (https://tekno.tempo.co/read/204153/rahasia-jamur-pembunuh-katak)

Nah sekian penjelasannya, sampai disini aja yah. Jangan rindu, berat biar aku saja hihi😂
Markitup (Mari Kita Tutup)
See u

DAFTAR PUSTAKA

Berger L, H. A. (2005). Life Cycle Stage of The Amphibian Chytrid Batrachochytrium dendrobatidis. Dis. Aquat. Org, 51-63.
Daszak P, C. A. (2003). Infection Disease and Amphibian Population Declines. Divers Distrib, 141-150.
Kats LB, F. R. (2003). Alien Predators and Amphibian Declines: Review of Two Decades of Science and The Transition to Conservation. Diversity and Distributions, 99–110.
Kusrini, M. L. (2008). Chytridiomycosis in Frogs of Mount Gede Pangrango, Indonesia. Diseases of Aquatic Organisms, 87–194.
Longcore JE, P. A. (1999). Gen Batrachochytrium dendrobatidis Patogen Chytrid for Amphibi. Mikologi , 219–227.
Voyles, J. S. (2009). Pathogenesis of Chytridiomycosis, A Cause of Catastrophic Amphibian Declines. Science, 582-585.
Webb, R. M. (2005). Virulence of The Amphibian Chytrid Fungus Batrachochytrium dendrobatidis Varies With The Strain. Diseases of Aquatic Organisms, 47.


Ella Vita Eka Saputri/18308141007/Biologi B 2018







Komentar

  1. Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung. Semoga bermanfaat:)

      Hapus
  2. Permisi saya mau bertanya. Bagaimana Batrachochytrium dendrobatidis tersebut bisa menyebar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, terimakasih atas pertanyaannya. Pada siklus hidup Batrachochytrium dendrobatidis, zoospora akan berkembang menjadi zoosporangia yang mana akan menghasilkan zoospora yang lebih banyak dan dilepaskan ke lingkungan akuatik di sekitarnya. Oleh karena itu, cara yang paling umum Batrachochytrium dendrobatidis bisa menyebar yaitu dengan cara melepaskan zoospora ke lingkungan akuatik sekitarnya. Batrachochytrium dendrobatidis juga dapat menyebar dengan cara kontak langsung antara hewan yang terinfeksi dengan hewan yang tidak terinfeksi contohnya seperti saat di penawanan. Semoga membantu:)

      Hapus
  3. Apa semua amfibi terinfeksi Batrachochytrium dendrobatidis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, terimakasih atas pertanyaannya. Tidak semua amfibi dapat terinfeksi Batrachochytrium dendrobatidis, umumnya jamur ini hidup subur di dataran tinggi sehingga menginfeksi amfibi yang hidup di dataran tinggi. Tetapi juga tidak menutup kemungkinan loh ya bahwa amfibi yang hidup di dataran rendah bisa terinfeksi jamur ini. Contohnya ketika seekor katak dari dataran tinggi terinfeksi Batrachochytrium dendrobatidis ditawan bersamaan dengan katak dari dataran rendah.

      Hapus
  4. Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat:)

      Hapus
  5. Bagaimana bisa mengetahui kodok itu terjangkit sedangkan sebagian besar orang merasa jijik dengan adanya kodok?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, terimakasih atas pertanyaannya. Yaitu dengan cara melihat dengan mata telanjang tidak perlu memegangnya, katak yang terjangkit akan menunjukkan postur yang abnormal, kulit mengelupas, berwarna kemerahan atau terjadi pendarahan pada kulit dan jika diberi rangsangan refleksnya akan lambat. Semoga membantu:)

      Hapus
  6. Mantull, semoga ilmunya bermanfaat ya El
    Btw itu jamurnya cuma menular ke katak aja kan ya? Nggk ada kemungkinan menyebar ke manusia kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Nur Auliya, Aamiin. Terimakasih ya sudah berkunjung:)
      Untuk jamur jenis Batrachochytrium dendrobatidis hanya dapat menginfeksi pada amfibi, karena target utama dari jamur ini yaitu kulit katak yang mengandung keratin

      Hapus
  7. Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat:)

      Hapus
  8. Terimakasi kak, semoga ilmu ini bermanfaat untuk kita semua 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo kak, Aamiin. Terimakasih ya sudah berkunjung:)

      Hapus
  9. Balasan
    1. Hallo Timotius, terimakasih ya sudah berkunjung. Semoga bermanfaat:)

      Hapus
  10. Adakah kerugian lain yang disebabkan oleh jamur ini selain pada kulit katak? Misal pada organ dalam atau bagian lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Rifka, terimakasih atas pertanyaannya:)
      Ada, yaitu pada jantung. Karena jamur ini memiliki kemampuan untuk merubah kesimbangan zat elektrolit. Jika zat elektrolit yang tidak seimbang akan mengakibatkan gangguan irama jantung yang berujung dengan henti jantung.

      Hapus
  11. Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat:)

      Hapus
  12. Balasan
    1. Hallo elisafi, terimakasih sudah berkunjung:)

      Hapus
  13. Makasih infonya. Artikelnya bagus...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo. Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat:)

      Hapus
  14. Balasan
    1. Hallo kak Anggiyani. Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat:)

      Hapus
  15. Hallo Yuni. Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat:)

    BalasHapus
  16. jika saya suka mengkoleksi amfibi, bagaimana cara biar amfibi tidak terkena jamur itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, terimakasih atas pertanyaannya
      Menurut saya, cara agar koleksi amfibi anda tidak terinfeksi jamur ini yaitu dengan cara selalu menjaga kebersihan tempat penangkaran, karena jamur ini mudah tumbuh di tempat yang lembab dan kondisi dingin:)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aspergillus oryzae, Jamur Pembuat Sake dan Kecap

           Mungkin kalian pernah dengar minum khas Jepang yang bernama Sake? Atau mungkin kalian yang suka masak sering menggunakan salah satu bahan masak yaitu kecap? Apakah kalian tau kalau Sake dan kecap dibuat dari jamur yang sama yaitu Aspergillus oryzae ? Yuk mari kita mengenal lebih jauh lagi tentang Aspergillus oryzae . Klasifikasi, Morfologi dan Reproduksi Aspergillus oryzae             Menurut Suriawiria (1986), Jamur Aspergillus oryzae hidup saprofit atau parasit dengan masa berbentuk benang atau filamen, multiseluler, bercabang-cabang, dan tidak berklorofil. Masing-masing benang disebut hifa, dan kumpulan hifa biasa disebut miselium. Miselium Aspergillus oryzae bersekat-sekat. Koloni yang sudah menghasilkan spora warnanya menjadi coklat kekuning-kuningan, kehijau-hijauan, atau kehitam-hitaman, miselium yang semula berwarna putih sudah tidak tampak lagi. taksonomi jamur Asperg...

Périgord Truffle ( Tuber melanosporum ) Si Harta Karun Hitam

Tuber melanosporum atau truffle hitam Périgord (bekas provinsi Perancis) , tumbuh bersimbiosis dengan sistem akar pohon ek dan hazelnut. Dengan harga pasar petani sekitar 1000 Euro per kg (harga 2010) dan harga eceran tiga atau empat kali lipatnya, truffle  adalah salah satu makanan mewah termahal di dunia. Jika truffle dipotong maka akan mengelurkan bau yang khas (tidak seperti kebanyakan bau jamur). Tetapi babi, anjing, dan hewan lain dengan penciuman yang sensitif daripada manusia  bisa mencium baunya dari atas tanah. Inilah sebabnya mengapa pemburu truffle profesional menggunakan babi atau anjing untuk membantu mereka menemukan sumber 'emas hitam' ini. Tuber melanosporum   dan Tuber magnatum memiliki aroma yang meniru hormon seks babi jantan. Itulah sebabnya di masa lalu pemburu truffle profesional menggunakan babi betina untuk membantu menemukan harta karun ini. Tetapi saat ini anjing telah menggantikan babi sebagai  pemburu truffle. Distribusi...

Mengenal Aspergillosis Infeksi Jamur yang Disebabkan oleh Aspergillus fumigatus!

MENGENAL ASPERGILLOSIS, INFEKSI JAMUR YANG DISEBABKAN OLEH  Aspergillus fumigatus   Apasih penyakit Aspergillosis itu?  😦         Jadi, penyakit  Aspergillosis merupakan suatu kelompok mikosis yang disebabkan oleh infeksi jamur spesies Aspergillus yaitu Aspergillus fumigatus .  Jamur ini dapat ditemukan di tanah, air dan tumbuhan yang mengalami pembusukan, khususnya pada pupuk kandang dan humus. Penyakit aspergillosis ini memiliki tingkat penyebaran yang cukup luas karena dapat menyebabkan penyakit pada manusia ataupun hewan.       Aspergillosis terutama disebabkan oleh Aspergillus fumigatus , selanjutnya diikuti oleh Aspergillus flavus dan Aspergillus niger . Aspergillosis tergolong penyakit pernafasan, organ tubuh yang diinfeksi ialah paru-paru, kantong udara, dan trachea. Paru-paru yang baik berwarna merah jingga dan seperti spons, dapat terisi udara dengan baik. Paru-paru berukuran terlalu besar dapat terjadi ...