MENGENAL JAMUR KANCING (Agaricus bisporus) SEBAGAI
PENCEGAH KANKER
Indonesia merupakan negara agraris yang
terkenal akan kekayaan rempah rempah dan berbagai jenis tanaman seperti tanaman
herbal dan obat yang dapat menyembuhkan penyakit.
Salah satu tanaman yang berfungsi sebagai obat
adalah jamur. Istilah jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom)
yang berarti tumbuh dengan subur.
Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang memiliki tubuh buah
serta tumbuh atau muncul di atas tanah atau pepohonan. Organisme yang disebut
jamur bersifat heterotrof, dinding sel spora mengandung kitin, tidak
berplastid, tidak berfotosintesis, tidak bersifat fagotrof, umumnya memiliki
hifa yang berdinding yang dapat berinti banyak (multinukleat), atau berinti
tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi (Gandjar et
al., 2006).
Salah satu jamur yang
bisa digunakan sebagai obat yaitu jamur kancing (Agaricus bisporus). Nah,
sebelum kita mengetahui manfaat jamur kancing untuk mencegah dan melawan
penyakit kanker sebaiknya kita mengenal jamur kancing terlebih dahulu.
Sumber : Amazon.com
Morfologi dari jamur kancing ini tudung
berdiameter 3-16 cm, cembung sewaktu muda dan sering kali rata atau agak
tertekan dengan bertambah umur jamur, permukaan kering, seluruhnya berwarna
putih, tetapi ketika sudah dewasa menjadi cokelat pucat sampai bergaris-garis
cokelat, dan dalam keadaan kering akan pecah menjadi sisik-sisik. Tangkai
panjang 2-8 cm, diameter 1-3 cm, umumnya gemuk, sangat kuat, membesar di bagian
dasar (Gunawan, 2008).
Struktur Tubuh Jamur
Kancing (Agaricus bisporus)
Keterangan
:
prsten (ostatak veluma) = cincin (residu velum)
klobuk = topi / cap / pileus
držak = tangkai
Himenofor =
lamella
Sumber :
dunipendidikan.co.id
Klasifikasi jamur kancing yaitu:
Kingdom
: Fungi
Divisi
: Basidiomycota
Kelas
: Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili
: Agaricaceae
Genus
: Agaricus
Spesies
: Agaricus bisporus
(Braga et al., 1998)
Jamur kancing (Agaricus
bisporus) termasuk ke dalam jamur Basidiomycota. Daur hidup Basidiomycota
dimulai dari pertumbuhan spora basidium. Spora basidium akan tumbuh menjadi benang hifa yang bersekat
dengan satu inti, kemudian hifa membentuk miselium. Reproduksi seksual dengan
cara membentuk basidiospora. Hifa (+) dan hifa (-) saling mendekat dan dinding
selnya larut (plasmogami) sehingga terbentuk hifa dengan inti dua haploid yang
berpasangan (dikariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh menjadi miselium
sekunder (dikariotik). Ujung miselium dikariotik berkembang menjadi basidium.
Dua inti haploid dalam basidium bersatu menjadi 2n (kariogami). Setelah itu
terbentuk empat tonjolan pada ujung basidium (sterigma). Inti 2n membelah
secara meiosis menjadi 4 inti haploid dan bergerak menuju sterigma membentuk
basidiospora. Basidiospora ini kemudian tumbuh menjadi hifa bersekat (n)
(Campbell, 2003).
(Sumber : Campbell,
2003)
Habitat jamur kancing biasanya tumbuh
berpencar atau bergerombol pada kompos, kotoran hewan, tanah subur di sepanjang
jalan, kebun, di daerah beriklim subtropik (Gunawan, 2008).
Jamur ini pertama kali
dibudidayakan di Perancis pada tahun 1600-an. Pad atahun 1650-an, Perancis
menjadi pioneer dalam dalam budidaya jamur kancing. Pada tahun 1865, pembiakan
jamur kancing yang dilakukan oleh bangsa Inggris dibawa ke Amerika dan negara
lainnya. Pada tahun 1939, jamur kancin telah diproduksi Amerika Serikat,
Hongaris, Denmark, Jerman, dan diikuti oleh negara Asia seperti Taiwan, Jepang,
dan Korea. Di Indonesia jamur kancing mulai dirintis sejak tahun 1969 oleh
perusahaan swasta nasional di daerah dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah
(Hendritomo, 2010).
Penggunaan jamur sebagai obat merupakan
tradisi yang sudah lama. Jamur kancing putih (Agaricus bisporus) adalah
salah satu jamur yang paling popular yang diambil dari alam dan dari budidaya
komersial. Agaricus bisporus kaya akan protein, asam amino bebas,
polifenol, polisakarida ergothionin, vitamin. Jamur ini juga mengandung asam
linoleat yang tingi dan enzim aromatase yang berperan mengkatalisis hormone
seks pada manusia. Agaricus bisporus memiliki banyak fungsi seperti
antioksidan, anti bakteri, anti inflamasi, anti tumor, dan sistem pertahanan
tubuh (Falquera et al., 2011).
Seluruh bagian dari jamur kancing (Agaricus
bisporus) kaya akan serat, polisakarida, antioksidan, vitamin dan polifenol,
dengan adanya kandungan tersebut, dapat memberikan efek terhadap sel dari
sistem imun, sel tumor ( Adams et al.,
2008).
Menurut Chen et al. (2006) bahwa jamur kancing
putih memiliki potensi sebagai pencegahan dalam strategi kemoterapi untuk
kanker payudara, dimana jamur kancing putih ini dapat menekan aktivitas
aromatase dan biosintesis estrogen.
Agaricus bisporus adalah sumber elemen yang bagus seperti natrium,
potassium, dan fosfor, dikonjugasikan dengan asam linoleic dan antioksidan
(Shiuan et al, 2005). Ini dapat menghambat aromatase, sehingga dapat menurunkan
kadar estrogen pada tubuh manusia, dimana dapat mengurangi resiko kanker
payudara. Pada tahun 2009, penelitian melalui 2000 wanita menunjukkan penurunan
dalam jumlah besar orang yang mengkomsumsi jamur yang segar setiap hari, dimana
64% cenderung terkena kanker payudara. Ketika dikombinasikan antara jamur
dengan konsumsi teh hijau yang teratur dapat mengurangi resiko kanker payudara
sampai 90%. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya peningkatan sistem pertahanan
tubuh (Dhamodharan & Mirunalini, 2010).
Martin dan Brophy (2009) menyatakan bahwa
ekstrak air panas jamur kancing dapat mengakibatkan apoptosis sel payudara.
Daftar Pustaka
Adams LS, Phung S, Wu X, Ki L, Chen S. 2008. White
button mushroom (Agaricus bisporus)Exhibits antiproliferative and proapoptotic
properties and inhibits prostate tumor growth in athymic mice. Nutr Cancer 60
(6): 744-756.
Braga G. C., Eira A. F., Celso P. G. & Colauto N. B. (1998). Manual do
cultivo de Agaricus
blazei “Cogumelo-do-sol”. Botucatu: Fundação de
Estudos e Pesquisas Agrícolas e Florestais.
Campbell, N.A., Reece, J.B.,
& Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Jilid 2. Edisi Kelima. Alih
Bahasa:
Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Chen S, Oh S, Phung S, Hur G, Ye JJ, Kwok SL et al. 2006. Antiaromatase
activity of phytochemicals in white button mushrooms Agaricus bisporus. Cancer
Res. 2006; 66 (24): 12026-12034.
Dhamodharan.
Dhamodharan G, & Mirunalini S. (2010). A Novel
Medicinal Characterization of Agaricus bisporus (white button mushroom).
Pharmacology online 2:456-463.
Falquera V., Miarnau O., Pangan J& Ibarz A.
(2011).Inhibitory effect of melanins
from Agaricus bisporus polyphenol oxidase and two different substrats on
carboxypeptidase A and B activity.
Gandjar I.G. & Rohman.
(2007). Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gunawan, A. W. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Hendritomo, Henky Isnawan. 2010. Jamur Konsumsi
Berkhasiat Obat. Yogyakarta : Lili Publisher.
Martin KR, Brophy S. 2009. Dietary mushrooms
reduce mitogenesis and induce apoptosis and cytotoxicity in MCF-7 human breast
cancer. FASEB J 23: 353.1.
Shiuang Chen., Sheryl Phung., Gene Hur., Sharon
Kwok., Jingjing Ye., & Sei-Ryang Oh. (2005). Breast cancer prevention with
phytochemical in mushrooms. Proc Amer Assoc Cancer Res, Volume 46,5186.
https://www.amazon.com/Button-Mushroom-Agaricus-bisporus-Mycelium/dp/B01LYIRGRM (diakses pada 17 maret 2020).
Oleh : Oktavia Dwi Hartanti/18308141036/Biologi E 2018
Ok
BalasHapusTeirma kasih ilmunya👍
BalasHapusTerimakasih, saya jadi ingin makan Jamur Kancing 👍
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswah infonya sangat membantu, makasih ya kak #SAG
BalasHapusSangat bermanfaat mbak 👍👍
BalasHapusTerimakasih infonya, sangat bermanfaat sekali👍🏼
BalasHapusmantul
BalasHapusTerima kasih ilmu yang bermanfaat, berkat artikel ini saya jadi tidak hanya tahu tentang jamur mushroon saja.
BalasHapusTetap berkarya kak👍
Sangat bermanfaat sekali
BalasHapusSangat bermanfaat kakk trimakasih
BalasHapusterimakasih kak, sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih banyak atas ilmu yg telah dibagikan, sangat bermanfaat!❤️
BalasHapusTerimakasih informasinya, sangat bermanfaat 😁
BalasHapusWaaah sangat bermanfaat sekali
BalasHapusMakasih infonya... Jadi pengen masak jamur saus tiram :)
BalasHapusKak mau tanya, apakah jamur ini bisa dibudidayakan? Jika bisa bagaimana cara membudidayakan jamur ini? Dan apakah ada cara khusus untuk membudidayakan jamur ini? Terimakasih
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusHallo, terima kasih ya pertanyaannya, saya akan coba menjawab.
HapusMenurut artikel yang saya baca, budidaya jamur kancing dimulai dari penyiapan media tanam yang bisa menggunakan jerami padi. Setelah itu dilakukan pengomposan, pengomposan ini memiliki tujuan untuk mematikan jamur liar dalam tingkat rendah. Selanjutnya yaitu sterilisasi dengan mengalirkan uap air panas. Yang terakhir baru dilakukan penanaman bibit jamur dengan cara menebarkannya langsung ke rak tanam yang telah diisi media.
Tidak ada cara khusus untuk membudidayakan jamur ini tetapi jamur ini lebih sering hidup di tempat dengan suhu rendah, seperti di Indonesia sendiri jamur ini telah dibudidayakan di daerah Dieng yang bersuhu dingin.
Semoga bisa menjawab pertanyaannya yaa, terima kasih :)